Mahatma Gandhi

"You may never know what results come of your action, but if you do nothing there will be no result"    

Selasa, 25 Oktober 2011

Andaikan Aku Kaya Raya

Pagi ini sebuah polling disalah satu situs menggugah saya untuk merenung, pertanyaan pada polling tersebut adalah sebagai berikut :
"Bila anda menerima hadiah berupa uang tunai sebesar satu triliun apa yang akan anda lakukan ?
a. Shopping ;
b. Diinvestasikan ;
c. Ditabung ;
d. Disumbangkan ;
e. Semuanya. "

Polling yang sekedar untuk canda-candaan ini membuat saya berkhayal, apa yang akan saya lakukan bila ketiban mangga runtuh *bukan durian karena saya tidak suka durian* berupa uang satu triliun ? Wow..memikirkan ada berapa jumlah nolnya saja saya sudah tergagap-gagap. Jadi ingat dengan lagunya  Oppy Andaresta, "Cuma Khayalan", yang liriknya seperti ini :

Pengen punya mobil mewah
Lengkap dengan AC, Tape dan sopir pribadi
Kemana-mana tinggal minta anter deh
Duduk santai sambil dengerin musik
sama temen-temen gue
Nggak kepanasan lagi uihh dingin…
Pengen punya rumah gedong
Lengkap dengan pelayan,
Perabotan luks plus kolam renang
Mau ini itu tinggal perintah
Hidup serasa di istana
Trus kalo kepanasan
Gue ajak temen-temen gue nyebur deh...basahhh…
Andai a a a a aku jadi orang kaya
Andai a a a a a nggak usah pakai kerja
Pengen punya kapal pesiar
Lengkap dengan pulau pribadi
Yang semua orang nggak boleh masuk
Kecuali yang baik aja sama gue
Gue ajak temen-temen gue
bikin beach party tiap malem
Berenang, bakar ikan, surfing, mancing
Pokoknya yang asyik-asyik dah
Pengen punya uang banyak
Yang depositonya bisa buat tujuh turunan
Jadi gue kan nggak pusing-pusing lagi mikirin duit
Anak, cucu, cicit gue bisa hidup senang terus
Eh, kalo elo elo kekurangan uang
Tinggal telpon gue aja !
Andai ku jadi orang kaya
Andai ku jadi orang kaya

Cukup menggiurkan bukan ? Sebagai emak-emak lirik lagunya Oppy tadi pasti akan saya tambahkan seperti ini, "Pengen sekolahin anak ditempat paling bagus yang ada di dunia ini...pengen beli perhiasan yang mahal-mahal ditoko yang selama ini jangankan untuk masuk ke toko itu sekedar meliriknyapun saya  segan, malu sama dompet...pengen beli baju yang didesign ama Victoria Beckham...pengen...pengen...pengen...dan pengen-pengen lainnya...kepanjangan dah kalau dibahas disini.

Bahagia sekali ya bila bisa seperti itu batin saya, tapi jahatnya sisi batin saya yang lain malah memporak-porandakan khayalan saya tadi, membanting saya dari langit ketujuh kembali menuju dunia nyata dengan pertanyaan "emangnya dirimu bener akan bahagia bila bisa seperti itu ?"...heniiiiiiiing....maka yang terjadi adalah saya merenungi pertanyaan itu sambil mendengar lagu Oppy tadi, benarkah saya akan bahagia, pertanyaan itu berulang-ulang menusuk-nusuk otak saya mencoba menggali ingatan akan definisi dari kata "bahagia".

Bagi saya, rasa bahagia muncul ketika saya melihat anak-anak dan suami saya bahagia, saya bahagia ketika bersama mereka dan saya bahagia ketika saya tau mereka bahagia ketika bersama saya, perasaan dibutuhkan sebagai seorang isteri dan seorang ibu juga membuat saya selalu bahagia. Saya lantas berpikir seperti ini, bila hidup saya sudah menyenangkan seperti lagu Oppy tadi apakah saya masih disayangi dan dibutuhkan oleh keluarga saya, saya yakin jawabannya pasti iya, oleh karenanya saya akan tetap bahagia dunk walaupun saya kaya raya, batin saya senang. Namun sisi batin saya yang lain bertanya seperti ini, apakah setelah kamu kaya raya hidup masih mengajarkan sesuatu kepadamu ? Apakah hidup masih berarti, masih berwarna dan masih bermakna untuk dihargai ?

Saya jadi berpikir seperti ini, ketika saya hanya bisa makan nasi pakai garam tapi saya masih bisa bahagia pastinya saya juga tetap akan bahagia bila saya bisa sarapan pagi dengan omelet ala Hotel Le Parker Meridien Manhattan, omelet termahal didunia karena menggunakan lobster atlantis segar dan caviar selain bahan dasar omelet lainnya, tapi pertanyaan tadi membuat saya berpikir, bila harta saya sudah seperti hartanya paman gober apakah hidup masih menarik untuk dijalani ? Saya jadi ingat bila saya tidak memiliki uang yang cukup sedangkan saya menginginkan suatu barang, maka saya akan jumpalitan menabung agar dapat membeli barang yang saya inginkan itu, ketika jumpalitan menabung itu kesulitan mengajarkan banyak hal kepada saya, perjuangan membuat saya survive menghadapi hidup, pengalaman yang diperoleh dari berjuang menambah ilmu pengetahuan saya dalam memperjuangkan hidup, dan pastinya hasil dari perjuangan itu akan saya nikmati dengan nilai penghargaan tertinggi. Intinya, menurut saya, segala sesuatu yang berhasil saya dapatkan melalui sebuah perjuangan, pastinya, akan saya hargai, semakin berat medan perjuangannya maka akan semakin besar pula penghargaan yang diberikan, benarkah pendapat saya itu ?

Pernah punya pikiran betapa bahagianya menjadi seorang Donald Trump atau, minimal, Ivanka Trump, anaknya pak Donald, godaan untuk bahagia versi miliuner ala lagunya Oppy tadi membuat saya senyum-senyum sendiri, senyum membayangkan fasilitas apa yang nantinya akan saya miliki, senyum membayangkan hal-hal apa yang dapat saya lakukan, dan senyum membayangkan betapa gilanya saya punya mimpi seperti itu hehehe. Tapi saya jadi merenungi lagi, bila mengingat gossip yang beredar, *duuuhh dasar emak-emak tukang gossip*, bukankah mereka-mereka yang kaya raya itu juga kerap tidak bahagia dengan apa yang telah mereka miliki, bahkan ada beberapa yang cenderung bersikap aneh dalam menghadapi hidup, penuh dengan sensasi dan segala hal nyeleneh mewarnai kehidupannya, bahagiakah mereka ?

Salahkah bila saya beranggapan ternyata harta dan tahta bukanlah segala-galanya, harta dan tahta dunia hanyalah kesenangan duniawi yang menipu, bukankah manusia hidup tidak semata-mata hanya untuk mengejar harta dan tahta, kaya tidak selamanya berarti bahagia, bahagia sudah pasti melahirkan kekayaan batin, orang bahagia tidak melulu karena dirinya kaya harta, dan pastinya orang yang kaya harta belum tentu akan selamanya bahagia, yang penting adalah cukup, cukup bahagia dan cukup memahami apa yang sebenarnya kita butuhkan untuk hidup dan menjalani hidup.

Berjuang untuk hidup pastinya akan memberi warna dalam hidup, membuat kita lebih menghargai hidup, karena hidup tanpa perjuangan akan terasa hambar. Kalau saya jadi miliuner mungkin diawal-awal saya akan bahagia, tapi setelah segala sesuatunya dapat saya peroleh dengan mudah, tanpa perjuangan, perlahan-lahan saya yakin akan membosankan juga, hambar, rasanya ada yang kurang bila segala sesuatunya begitu mudah saya raih, mungkin karena bosan saya malah jadi aneh, berprilaku nyeleneh demi mengisi kekosongan batin, bisa jadi saya malah tertantang untuk melanggar hukum demi merasakan lagi makna perjuangan hidup, ini versi saya lho, makanya jangan heran kalau melihat aksi para jutawan yang aneh-aneh, ada yang kleptomania, suka marah-marah gak jelas, dan sebagainya, amit-amit dah.

Maka balik lagi pada polling tadi, kalau ditanya kepada saya, pastinya, jawaban saya adalah tolong cubit saya, bangunkan saya dari mimpi aneh ini, dan bila ternyata itu bukan mimpi, mungkin sebahagian uangnya akan saya ambil buat nutupin utang-utang hehehe baik utang kepada manusia maupun kepada Tuhan, trus sisanya bakalan saya bagi-bagikan buat penggemar setia Celoteh Pippi yang rela membuang percuma waktunya  demi celotehan yang ngawur ini.


 


Senin, 24 Oktober 2011

UNWELL ! (Part-2)

Siapa sangka penyakit yang saya alami menjelang ramadhan bersambung ke-episode berikutnya, memporak-porandakan kehidupan sosial saya (jiaaaahhh...bahasanya), memisahkan saya dari anak-anak, mengharuskan saya terbaring lemah tak berdaya ditempat tidur selama lebih dari 1 bulan, dan Alhamdulillahnya membuat berat badan saya turun 17 Kg (tapi masih berharap bisa turun 17 Kg lagi hehehe). Di celotehan terakhir saya sempat mengabarkan kepada penggemar setia celoteh pippi *narsis efek sakit parah* bahwa saya baru sembuh dari sakit, siapa sangka 3 hari setelah postingan terakhir saya malah sakit lagi.

Seperti pernah saya ceritakan sebelumnya, menjelang lebaran tiba-tiba saya demam tinggi naik-turun gak jelas penyebabnya apa, dugaan awal DB (demam berdarah), tapi setelah dilakukan tes darah, hasilnya tidak menunjukkan kalau saya terserang DB, karena seperti yang kita ketahui bersama demam bukanlah penyakit tetapi alarm / signal tubuh yang menunjukkan something wrong with your body, yang artinya demam adalah tanda bahwa tubuh tengah membangun pertahanan melawan infeksi, mulai dari infeksi ringan sampai yang serius, karena anti bodi tubuh sedang berjuang melawan penyakit itu makanya kita demam, jadi bila anda demam harus dicaritahu dengan pasti apa penyebabnya, agar dapat diberikan pengobatan yang tepat sasaran *definisi demam menurut dokter tamatan fakultas hukum, harap jangan dijadikan acuan resmi*, nah oleh karena hasil laboraturium tidak menunjukkan bila saya terkena DB, dugaan sementara saya terkena infeksi lambung mengingat selain demam saya juga mual dan muntah, kurang lebih sekitar 2 mingu saya terserang demam, 3 hari setelah demam turun tiba-tiba tubuh saya menguning hingga mata sayapun kuning selain itu tubuh menjadi amat sangat lemas bahkan untuk bicara pun saya terseret-seret, ngos-ngosan seperti orang baru selesai lari marathon, melihat gejala seperti itu saya balik lagi ke dokter umum, setelah di tes darah ternyata bilirubin dalam darah dan urine saya tinggi, dokter menduga infeksi hati atau infeksi empedu maka dilakukan USG terhadap liver dan empedu tapi hasilnya bagus, hati dan empedu saya dalam keadaan normal, saat itu saya sudah mulai curiga jangan-jangan saya terserang hepatitis, maka keesokan harinya saya mendatangi dokter spesialis penyakit dalam ahli lambung dan hati, dugaan saya tepat, begitu melihat kondisi saya dokter langsung menyatakan "melihat dari gejalanya hepatitis, tapi untuk mengetahui hepatitis apa maka harus di tes darah". Setelah dilakukan pemeriksaan darah ke laboraturium akhirnya diketahui bahwa saya positif mengidap virus hepatitis b, hepatitis b akut. Antara lega dan sedih mendengar diagnosa dokter tersebut, lega karena akhirnya ketahuan juga apa penyakitnya, sedih karena sedikit banyak saya mengerti apa itu hepatitis dan apa efeknya bagi penderita.

Mama saya bekerja dibidang kesehatan, dulu, kalau tidak salah sejak saya SMA, setiap saya mengantar dan menjemput Mama kerja, saya kerap membaca poster-poster dan brosur-brosur tentang hepatitis yang ditempelkan di dinding rumah sakit dan apotik tempat Mama saya bekerja, saat itu selalu terbersit di benak saya untuk minta di vaksin hepatitis, apalagi kata Mama waktu saya kecil dulu belum ada program vaksin hepatitis, kata Mama kalau mau di vaksin sebelumnya saya harus periksa ke laboraturium dulu, kalau positif hepatitis ya nggak boleh di vaksin, karena malas ke laboraturium akhirnya niatan tinggallah niatan, sampai saya positif dinyatakan hepatitis b saya belum juga di vaksin, sekarang begitu sudah kejadian baru deh nyesal.

Begitu dinyatakan positif hepatitis b dokter langsung wanti-wanti saya harus istirahat total, bed rest, tidak boleh turun dari tempat tidur kecuali kalau pengen ke bath room, bahkan kalau tidak sanggup sholat berdiri dianjurkan sambil tiduran saja, atau opname di rumah sakit, tapi saya pengennya dirumah saja, gak usah opname, toh saya sudah mulai mau makan dan minum, akhirnya disepakati saya boleh dirumah tetapi harus benar-benar istirahat total, Adit yang masih ASI terpaksa disapih dan anak-anak semuanya diungsikan ke rumah Mama dengan pertimbangan bila mereka dirumah saya tidak bisa istirahat, duuuuhhh sedihnyaaaaaa. Sebenarnya saya lebih senang bila anak-anak ada didekat saya, tapi bila mereka disamping saya maka sudah pasti mereka maunya ngajak main terus bila tidak dilayani pada nangis, kalau saya kunci pintu kamar maka pintu akan terus digedor-gedor atau bolak-balik bertanya sampai akhirnya saya terpaksa harus meladeni mereka, walhasil menurut dokter usaha saya untuk istirahat dengan didampingi anak-anak gagal total, kesimpulannya anak-anak harus dipisahkan (untuk sementara) dari saya, atau saya harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit, sampai saya dinyatakan sembuh :'((


Kalau dihitung-hitung sudah hampir 1 bulan lebih saya tidak serumah dengan anak-anak dan juga tidak ngantor, kalau gak ngantor sih sebenarnya saya bahagia hehehe, tapi yang gak kuat adalah nahan kangen sama anak-anak, kadang sesekali mereka dibawa ke rumah tapi ya cuma sebentar, walhasil setiap kangen saya hanya bisa memandangi foto-foto dan rekaman video mereka :'(((((((((((((((((((

Sejak dinyatakan positif Hepatitis B setiap minggunya saya selalu ke laboraturium untuk dilakukan pemeriksaan darah, sebel juga sih belum hilang rasa sakit dan lembam yang ditimbulkan akibat proses pengambilan darah sebelumnya, sudah harus diambil darah lagi, tapi yang namanya demi kesembuhan ya harus dijalani. Obat yang diberikan dokter gak banyak, awalnya ketika masih kembung, mual dan muntah selain obat berupa suplemen untuk hati saya juga sempat diberikan obat untuk lambung, setelah masalah lambung teratasi saya hanya tinggal mengkonsumsi suplemen untuk hati, menurut dokter yang namanya virus obatnya ya cuma 1, istirahat, gak ada gunanya dikasih obat mahal sekalipun bila tidak istirahat, selain itu menurut dokter karena virus ini menyerang hati maka untuk meringankan kerja hati dokter tidak akan memberikan beban kerja yang terlalu banyak untuk hati oleh karenanya dokter tidak akan memberikan banyak obat, saya hanya diberikan 2 macam obat, tapi selain obat dokter saya juga dicekoki dengan obat-obatan tradisional seperti sari temulawak, sari kunyit, serta sari daun cibrek (saya gak tau bahasa Indonesianya apa) yang jelas setiap minggu mertua saya harus pulang kampung untuk metikin itu daun, karena pohonnya yang sudah sangat langka ditemukan di kota.

Alhamdulillah berkat istirahat yang cukup, obat-obatan dan ramu-ramuan tradisional, kondisi kesehatan saya perlahan mulai membaik, hasil tes terakhir sudah hampir mendekati normal, oleh karenanya saya gigih merayu dokter agar diijinkan kembali bekerja dan berkumpul dengan anak-anak, syukurnya dokter mengijinkan, walau demikian saya sudah diwanti-wanti untuk menjaga kesehatan dan jangan terlalu capek, tanggal 28 November ntar saya diminta untuk tes darah lagi untuk melihat apakah saya sudah bersih 100% dari virus hepatitis b, mudah-mudahan hasil tes nanti menyatakan saya sudah sembuh total karena bosan banget minum obat terus.

Mengingat betapa menderitanya terpisah dari anak-anak bahagia rasanya bisa pelukan lagi dengan mereka, maka sejak saat ini saya bertekad untuk mulai hidup sehat demi masa depan yang lebih cerah, hehehe. Buat teman-teman yang belum memperoleh vaksin hepatitis saya sarankan agar segera melakukan pemeriksaan darah ke laboraturium, bila ternyata positif segera diobati dan bila negatif segera ke dokter minta di vaksin, jangan tunggu virus menyerang anda, segera bentengi diri dengan vaksin, agar tidak kejadian seperti saya. Jangan anggap sepele lho, hepatitis b ini sekarang sudah menjadi endemik di Asia dan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, apa dan bagaimananya hepatitis silahkan browsing di internet..Waspadalah..Waspadalah..!!!!!