Siapa sangka penyakit yang saya alami menjelang ramadhan bersambung ke-episode berikutnya, memporak-porandakan kehidupan sosial saya (jiaaaahhh...bahasanya), memisahkan saya dari anak-anak, mengharuskan saya terbaring lemah tak berdaya ditempat tidur selama lebih dari 1 bulan, dan Alhamdulillahnya membuat berat badan saya turun 17 Kg (tapi masih berharap bisa turun 17 Kg lagi hehehe). Di celotehan terakhir saya sempat mengabarkan kepada penggemar setia celoteh pippi *narsis efek sakit parah* bahwa saya baru sembuh dari sakit, siapa sangka 3 hari setelah postingan terakhir saya malah sakit lagi.
Seperti pernah saya ceritakan sebelumnya, menjelang lebaran tiba-tiba saya demam tinggi naik-turun gak jelas penyebabnya apa, dugaan awal DB (demam berdarah), tapi setelah dilakukan tes darah, hasilnya tidak menunjukkan kalau saya terserang DB, karena seperti yang kita ketahui bersama demam bukanlah penyakit tetapi alarm / signal tubuh yang menunjukkan something wrong with your body, yang artinya demam adalah tanda bahwa tubuh tengah membangun pertahanan melawan infeksi, mulai dari infeksi ringan sampai yang serius, karena anti bodi tubuh sedang berjuang melawan penyakit itu makanya kita demam, jadi bila anda demam harus dicaritahu dengan pasti apa penyebabnya, agar dapat diberikan pengobatan yang tepat sasaran *definisi demam menurut dokter tamatan fakultas hukum, harap jangan dijadikan acuan resmi*, nah oleh karena hasil laboraturium tidak menunjukkan bila saya terkena DB, dugaan sementara saya terkena infeksi lambung mengingat selain demam saya juga mual dan muntah, kurang lebih sekitar 2 mingu saya terserang demam, 3 hari setelah demam turun tiba-tiba tubuh saya menguning hingga mata sayapun kuning selain itu tubuh menjadi amat sangat lemas bahkan untuk bicara pun saya terseret-seret, ngos-ngosan seperti orang baru selesai lari marathon, melihat gejala seperti itu saya balik lagi ke dokter umum, setelah di tes darah ternyata bilirubin dalam darah dan urine saya tinggi, dokter menduga infeksi hati atau infeksi empedu maka dilakukan USG terhadap liver dan empedu tapi hasilnya bagus, hati dan empedu saya dalam keadaan normal, saat itu saya sudah mulai curiga jangan-jangan saya terserang hepatitis, maka keesokan harinya saya mendatangi dokter spesialis penyakit dalam ahli lambung dan hati, dugaan saya tepat, begitu melihat kondisi saya dokter langsung menyatakan "melihat dari gejalanya hepatitis, tapi untuk mengetahui hepatitis apa maka harus di tes darah". Setelah dilakukan pemeriksaan darah ke laboraturium akhirnya diketahui bahwa saya positif mengidap virus hepatitis b, hepatitis b akut. Antara lega dan sedih mendengar diagnosa dokter tersebut, lega karena akhirnya ketahuan juga apa penyakitnya, sedih karena sedikit banyak saya mengerti apa itu hepatitis dan apa efeknya bagi penderita.
Mama saya bekerja dibidang kesehatan, dulu, kalau tidak salah sejak saya SMA, setiap saya mengantar dan menjemput Mama kerja, saya kerap membaca poster-poster dan brosur-brosur tentang hepatitis yang ditempelkan di dinding rumah sakit dan apotik tempat Mama saya bekerja, saat itu selalu terbersit di benak saya untuk minta di vaksin hepatitis, apalagi kata Mama waktu saya kecil dulu belum ada program vaksin hepatitis, kata Mama kalau mau di vaksin sebelumnya saya harus periksa ke laboraturium dulu, kalau positif hepatitis ya nggak boleh di vaksin, karena malas ke laboraturium akhirnya niatan tinggallah niatan, sampai saya positif dinyatakan hepatitis b saya belum juga di vaksin, sekarang begitu sudah kejadian baru deh nyesal.
Begitu dinyatakan positif hepatitis b dokter langsung wanti-wanti saya harus istirahat total, bed rest, tidak boleh turun dari tempat tidur kecuali kalau pengen ke bath room, bahkan kalau tidak sanggup sholat berdiri dianjurkan sambil tiduran saja, atau opname di rumah sakit, tapi saya pengennya dirumah saja, gak usah opname, toh saya sudah mulai mau makan dan minum, akhirnya disepakati saya boleh dirumah tetapi harus benar-benar istirahat total, Adit yang masih ASI terpaksa disapih dan anak-anak semuanya diungsikan ke rumah Mama dengan pertimbangan bila mereka dirumah saya tidak bisa istirahat, duuuuhhh sedihnyaaaaaa. Sebenarnya saya lebih senang bila anak-anak ada didekat saya, tapi bila mereka disamping saya maka sudah pasti mereka maunya ngajak main terus bila tidak dilayani pada nangis, kalau saya kunci pintu kamar maka pintu akan terus digedor-gedor atau bolak-balik bertanya sampai akhirnya saya terpaksa harus meladeni mereka, walhasil menurut dokter usaha saya untuk istirahat dengan didampingi anak-anak gagal total, kesimpulannya anak-anak harus dipisahkan (untuk sementara) dari saya, atau saya harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit, sampai saya dinyatakan sembuh :'((
Kalau dihitung-hitung sudah hampir 1 bulan lebih saya tidak serumah dengan anak-anak dan juga tidak ngantor, kalau gak ngantor sih sebenarnya saya bahagia hehehe, tapi yang gak kuat adalah nahan kangen sama anak-anak, kadang sesekali mereka dibawa ke rumah tapi ya cuma sebentar, walhasil setiap kangen saya hanya bisa memandangi foto-foto dan rekaman video mereka :'(((((((((((((((((((
Sejak dinyatakan positif Hepatitis B setiap minggunya saya selalu ke laboraturium untuk dilakukan pemeriksaan darah, sebel juga sih belum hilang rasa sakit dan lembam yang ditimbulkan akibat proses pengambilan darah sebelumnya, sudah harus diambil darah lagi, tapi yang namanya demi kesembuhan ya harus dijalani. Obat yang diberikan dokter gak banyak, awalnya ketika masih kembung, mual dan muntah selain obat berupa suplemen untuk hati saya juga sempat diberikan obat untuk lambung, setelah masalah lambung teratasi saya hanya tinggal mengkonsumsi suplemen untuk hati, menurut dokter yang namanya virus obatnya ya cuma 1, istirahat, gak ada gunanya dikasih obat mahal sekalipun bila tidak istirahat, selain itu menurut dokter karena virus ini menyerang hati maka untuk meringankan kerja hati dokter tidak akan memberikan beban kerja yang terlalu banyak untuk hati oleh karenanya dokter tidak akan memberikan banyak obat, saya hanya diberikan 2 macam obat, tapi selain obat dokter saya juga dicekoki dengan obat-obatan tradisional seperti sari temulawak, sari kunyit, serta sari daun cibrek (saya gak tau bahasa Indonesianya apa) yang jelas setiap minggu mertua saya harus pulang kampung untuk metikin itu daun, karena pohonnya yang sudah sangat langka ditemukan di kota.
Alhamdulillah berkat istirahat yang cukup, obat-obatan dan ramu-ramuan tradisional, kondisi kesehatan saya perlahan mulai membaik, hasil tes terakhir sudah hampir mendekati normal, oleh karenanya saya gigih merayu dokter agar diijinkan kembali bekerja dan berkumpul dengan anak-anak, syukurnya dokter mengijinkan, walau demikian saya sudah diwanti-wanti untuk menjaga kesehatan dan jangan terlalu capek, tanggal 28 November ntar saya diminta untuk tes darah lagi untuk melihat apakah saya sudah bersih 100% dari virus hepatitis b, mudah-mudahan hasil tes nanti menyatakan saya sudah sembuh total karena bosan banget minum obat terus.
Mengingat betapa menderitanya terpisah dari anak-anak bahagia rasanya bisa pelukan lagi dengan mereka, maka sejak saat ini saya bertekad untuk mulai hidup sehat demi masa depan yang lebih cerah, hehehe. Buat teman-teman yang belum memperoleh vaksin hepatitis saya sarankan agar segera melakukan pemeriksaan darah ke laboraturium, bila ternyata positif segera diobati dan bila negatif segera ke dokter minta di vaksin, jangan tunggu virus menyerang anda, segera bentengi diri dengan vaksin, agar tidak kejadian seperti saya. Jangan anggap sepele lho, hepatitis b ini sekarang sudah menjadi endemik di Asia dan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, apa dan bagaimananya hepatitis silahkan browsing di internet..Waspadalah..Waspadalah..!!!!!
Sejak dinyatakan positif Hepatitis B setiap minggunya saya selalu ke laboraturium untuk dilakukan pemeriksaan darah, sebel juga sih belum hilang rasa sakit dan lembam yang ditimbulkan akibat proses pengambilan darah sebelumnya, sudah harus diambil darah lagi, tapi yang namanya demi kesembuhan ya harus dijalani. Obat yang diberikan dokter gak banyak, awalnya ketika masih kembung, mual dan muntah selain obat berupa suplemen untuk hati saya juga sempat diberikan obat untuk lambung, setelah masalah lambung teratasi saya hanya tinggal mengkonsumsi suplemen untuk hati, menurut dokter yang namanya virus obatnya ya cuma 1, istirahat, gak ada gunanya dikasih obat mahal sekalipun bila tidak istirahat, selain itu menurut dokter karena virus ini menyerang hati maka untuk meringankan kerja hati dokter tidak akan memberikan beban kerja yang terlalu banyak untuk hati oleh karenanya dokter tidak akan memberikan banyak obat, saya hanya diberikan 2 macam obat, tapi selain obat dokter saya juga dicekoki dengan obat-obatan tradisional seperti sari temulawak, sari kunyit, serta sari daun cibrek (saya gak tau bahasa Indonesianya apa) yang jelas setiap minggu mertua saya harus pulang kampung untuk metikin itu daun, karena pohonnya yang sudah sangat langka ditemukan di kota.
Alhamdulillah berkat istirahat yang cukup, obat-obatan dan ramu-ramuan tradisional, kondisi kesehatan saya perlahan mulai membaik, hasil tes terakhir sudah hampir mendekati normal, oleh karenanya saya gigih merayu dokter agar diijinkan kembali bekerja dan berkumpul dengan anak-anak, syukurnya dokter mengijinkan, walau demikian saya sudah diwanti-wanti untuk menjaga kesehatan dan jangan terlalu capek, tanggal 28 November ntar saya diminta untuk tes darah lagi untuk melihat apakah saya sudah bersih 100% dari virus hepatitis b, mudah-mudahan hasil tes nanti menyatakan saya sudah sembuh total karena bosan banget minum obat terus.
Mengingat betapa menderitanya terpisah dari anak-anak bahagia rasanya bisa pelukan lagi dengan mereka, maka sejak saat ini saya bertekad untuk mulai hidup sehat demi masa depan yang lebih cerah, hehehe. Buat teman-teman yang belum memperoleh vaksin hepatitis saya sarankan agar segera melakukan pemeriksaan darah ke laboraturium, bila ternyata positif segera diobati dan bila negatif segera ke dokter minta di vaksin, jangan tunggu virus menyerang anda, segera bentengi diri dengan vaksin, agar tidak kejadian seperti saya. Jangan anggap sepele lho, hepatitis b ini sekarang sudah menjadi endemik di Asia dan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, apa dan bagaimananya hepatitis silahkan browsing di internet..Waspadalah..Waspadalah..!!!!!
Untung sudah sembuh Vi.
BalasHapusassalamualaikum
BalasHapussaya baca postingan ibu dan saya penasaran dengan apa yg namanya daun cibrek soalnya saudara saya ada yg terkena hep b dan saya ingin memberikan terapi obat daun cibrek sbg terapi herbal, namun saya tdak tahu bahasa daerah saya apa untuk sebutan daun cibrek itu, saya tinggal di bogor,
besar harapan saya ibu bisa memberi informasi tentang daun cibrek kpd saya srta perkmbangan sakit hep b ibu agar saya bisa membantu saudara say dalam menyembuhkan penyakitnya (ikhtiar)
ibu tolong hub saya di no 085781333040 atau pin bb 76a0a6ff
besar harapan saya atas informasi yg ibu berikan
terimakasih banyak sebelumnya
mdh2an allah membalas setiap kebaikan, aamiin