Mahatma Gandhi

"You may never know what results come of your action, but if you do nothing there will be no result"    

Rabu, 08 Februari 2012

Aditya Javas Naraya


Orang yang pandai dan bijaksana, cekatan, serta diberkahi dengan segala, kemuliaan, adalah makna yang terkandung dari nama Aditya Javas Nararya, putra ke-3 kami yang lahir dengan panjang 51 cm dan berat badan 3,33 kg. Adit, demikianlah sapaan yang kami berikan kepadanya, sama seperti abang-abangnya Adit lahir melalui jalan operasi, Ia lahir lebih cepat dari due datenya, dokter memprediksikan Adit lahir sekitar tanggal 23 Oktober 2010, namun karena riwayat kesehatan saya selama kehamilan yang amat buruk maka dokter menyarankan untuk mempercepat proses kelahirannya, maka pada tanggal 10 Oktober 2010 Adit resmi menjadi warga bumi.

Awalnya saya berniat melahirkan Adit pada tanggal 20 Oktober, sepertinya unik saja 20-10-2010, tapi tensi saya, yang entah mengapa, sejak awal kehamilan Adit selalu tinggi menjadi semakin tinggi ketika mendekati hari kelahirannya, maka untuk menghindari preeclampsia Adit terpaksa harus segera dikeluarkan dari rahim saya. Alhamdulillah Adit lahir dalam keadaan sehat walafiat tanpa kekurangan suatu apapun, demikian juga saya, dan Alhamdulillahnya lagi begitu Adit lahir tensi saya perlahan-lahan turun hingga normal kembali seperti sedia kala.

Saya baru mengetahui sedang mengandung Adit ketika usia kehamilan sudah memasuki 1 bulan lebih, saat itu ketika akan masuk ke pasar ikan koq tiba-tiba saya berasa pusing, pitam, mual dan pengen muntah, melihat kondisi saya yang tidak seperti biasanya, suami langsung berkomentar, "beli test pack gih" bhuuaaahahahahhhaaaahhhhhaaaaa. Selama masa kehamilan Adit banyak yang meramalkan kalau bayi dalam kandungan saya adalah perempuan, namun feelling saya berbisik *Jiaaaahhh...berbisik...bahasa tingkat tinggi niii* bahwa jenis kelamin bayi yang ada dalam kandungan saya idem dengan Papa dan Abang-abangnya. Sebenarnya bagi kami gak ada masalah sih mau cowok atau cewek semuanya patut disyukuri, namanya juga anugrah terindah yang Tuhan berikan, ya wajib donk diterima dengan ucapan Alhamdulillah, malah jadi alasan buat nambah anak lagi, hehehe.

Sebenarnya saya sangat menikmati sekali proses kehamilan Adit, hampir sama seperti ketika hamil Agung & Athar, saya tidak pernah mengalami yang namanya bad morning sickness, namun entah mengapa ketika mengandung Adit kondisi kesehatan saya sangat buruk, sering tiba-tiba saya pusing & pitam, malah sempat beberapa kali terjatuh karena pitam, selain itu tensi saya selalu tinggi, padahal seumur-umur tensi saya selalu rendah, hasil laboraturium juga selalu menunjukkan kandungan protein dalam urine saya sangat tinggi, demikian juga kadar gula dalam darah saya, padahal saya tidak pernah mengidap yang namanya penyakit hipertensi maupun diabetes, kata dokter ini bawaan hamil, ada beberapa kasus yang seperti ini dan menghilang dengan sendirinya ketika bayi telah dilahirkan, namun ada juga yang menetap. Solusinya ya harus istirahat dan minum air yang banyak serta mengatur pola makan sehat, kalau istirahat sih saya happy apalagi bila disuruh bed rest dirumah *emang dasar males ngantor*, tapi kalau disuruh minum banyak, waaaaahhhh saya sering lupa tuh. Lagian yang namanya orang lagi hamil pasti bawaannya pengen pipis terus, apalagi disuruh minum banyak, kalau lagi dirumah sih gak pa-pa, tapi kalau lagi di kantor, waaaahhhh ribet banget kan.

Setiap bulan kondisi kesehatan saya bukannya membaik malah semakin parah, dokter sudah warning bila kesehatan saya semakin memburuk maka dokter akan mengambil tindakan untuk melakukan persalinan dini demi keselamatan saya, dokter menjelaskan tentang bahayanya preecslampsia bagi ibu dan bayi, mendengar penjelasan tersebut saya sempat worried juga, membayangkan apa yang akan terjadi dengan bayi saya bila ia terpaksa harus lahir prematur, oleh karenanya saya berusaha semaksimal mungkin mengikuti semua anjuran dokter. Masuk bulan keenam hasil laboraturium tiap minggunya selalu membuat dokter cemberut, tensi, protein dalam urine dan kadar gula dalam darah selalu tinggi, oleh karenanya saya harus bed rest tidak boleh ngantor, kalau sudah istirahat memang hasil laboraturium selalu turun, tapi bila mulai ngantor lagi maka menjadi naik kembali. Sampai-sampai, mungkin saking kesalnya, dokter menganjurkan agar saya berhenti saja berkerja, hadddeeeeeeeehhhh...pengennya gitu dok, tapi utang-utang masih banyak tuh di Bank, batin saya dalam hati, hehehehehehe.

Bukan hanya dokter, suami saya pun gak kalah bawelnya, setiap melihat saya yang selalu ditanyakannya "sudah minum obat ? sudah minum vitamin ? sudah minum air yang banyak gak?", dia juga cerewet mengatur porsi makan saya dan membatasi apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh saya konsumsi. Sebel sih karena yang namanya lagi hamil kan pengennya aneh-aneh, padahal sehari-harinya suami saya itu walaupun pendiam dan gak romantis tapi paling senang manjain istri, setiap apa aja yang saya pengen selalu diturutinya, apalagi ketika hamil Agung & Athar dulu, walau kesel saya sadar kalau dia cerewet seperti itu ya karena dia sayang sama saya dan anak kami, *cwiiit..cwiiiiiiiiiiitttt..* tapi mungkin karena pengaruh bawaan orok juga 'ngkali yeeee saya bukannya mensyukuri perhatian suami tersebut malah jadi jutek, untung suami saya adalah manusia paling sabar sedunia, kalau nggak mungkin uda pada ribut, *sorry ya babe uda dicemberutin selama hamil Adit dulu*   ^__^

Di bulan kedelapan kondisi kesehatan saya semakin memburuk, seluruh badan saya mulai membengkak, padahal kenaikan berat badan selama hamil terbilang normal, kalau dulu waktu Agung dan Athar berat badan saya naik total 10 kg, sedangkan ketika hamil Adit hanya 9 kg, tapi badan saya sudah membengkak lebih besar dari ketika hamil Agung & Athar dulu, kata dokter pembengkakan itu terjadi diakibatkan pengaruh dari tingginya kadar protein dan gula dalam tubuh saya, dan ini akan sangat membahayakan bagi saya dan bayi dalam kandungan saya, maka mengingat saat itu masa kehamilan saya sudah lebih dari 32 minggu dan kondisi kesehatan saya juga tidak memungkinkan untuk menunggu sampai dengan tanggal 20 Oktober, maka dokter menyarankan untuk mempercepat proses persalinan Adit, padahal seharusnya bila menurut hitung-hitungan dokter tanggal 16 Oktober usia kehamilan saya baru memasuki 9 bulan, jadi setelah diskusi akhirnya diputuskan tanggal 10 Oktober 2010 Adit harus segera dilahirkan, tanggal ini merupakan request suami, menurutnya unik, limited edition, hehehe, sedangkan menurut dokter gak penting tanggal berapa yang penting SEGERA.

Sebagaimana abang-abangnya dulu, proses kelahiran Adit berjalan lancar, dan untuk ketiga kalinya dengan bersemangat dokter mengucapkan "Selamat Bu Anaknya Laki-laki, belum ada anak laki kan Bu ?" Wkwkwkwkwkwkwk ini dokter maksudnya ngejek atau apa ya. Setelah Adit lahir sebagaimana penjelasan dokter diawal-awal kehamilan saya, kondisi kesehatan saya membaik, perlahan-lahan kadar protein dan kadar gula dalam darah kembali normal, tensi saya juga berangsur normal, namun entah karena emang uda bakat atau turunan, mama saya hipertensi, maka sesudah melahirkan Adit, kalau sudah capek tensi saya yang dulunya selalu rendah sekarang bisa mencapai 140/100, waaaauuuu...gejala-gejala hipertensi ni.

Alhamdulillah saat ini usia Adit sudah 1 tahun 4 bulan, lagi lucu-lucunya, sudah mulai berjalan, bubling, berkicau seperti Athar dulu, dan mulai mengerti bila diajak main, dia juga paham setiap kalimat larangan maupun perintah, bila diajak ngobrol dia sudah mulai nyambung walaupun jawabannya masih tralala trilili alias gak jelas hahhaaahhaaa. Bila mengingat bagaimana paras dan mimik muka Agung waktu kecil dulu maka Adit adalah kembaran Agung kecil, bila membandingkan gerak-gerik Adit dengan Athar maka sepertinya Adit jauh lebih aktif dan lebih cerewet ketimbang Athar *capeee deeeeehhhhh*. Kalau dulu kami selalu mengkritik Athar yang maunya selalu ikut-ikutan gaya Agung, sekarang Adit adalah duplikator abeeeesss Athar, apa yang sedang Athar lakukan pasti ditirunya, kadang geli juga melihat tingkah laku mereka. Yang paling lucu bila Athar dan Adit rebutan susu, keduanya doyan susu dan masih ngedot, maka bila melihat botol dot berisi susu lagi nganggur waaaahhhh langsung aja diembat, kalau sudah begini pihak yang dirugikan akan laporan sambil nangis terisak-isak hehehehe lucuuu & ngegemesin.

Beda dengan Agung yang rada sabar menghadapi Adit, kalau Athar lekas marah, mungkin karena jarak mereka yang dekat, hanya 2 tahun 2 bulan, Athar cenderung egois, dia susah untuk berbagi dengan Adit, tapi anehnya bila untuk Agung dia gak pelit, mungkin dia belum puas jadi anak bungsu ya hehehe. Yang lucunya Adit pun hobi bener godain Athar, sudah tau kalau Athar cepat marah dia selalu ingin main apa yang sedang Athar mainkan, ujung-ujungnya kalau sudah dimarahi Athar dia langsung nangis bombay sambil menatap kami, minta perlindungan, bener-bener baby boy deh, dia berasa yakin kalau bakalan dibela, padahal kalau dia yang salah tetap aja disuruh minta maaf tapi gaya membela dirinya itu lho, menggemaskan, seakan-akan kami ngerti apa yang diucapkannya, dengan gayanya dia ngomel-ngomel sambil nunjukin abangnya, padahal tidak satu katapun yang bisa kami pahami.


Namun yang namanya bersaudara walaupun kadang kala ada cek-cok, tapi lebih seringnya kompak koq, senang rasanya melihat mereka bertiga bermain dan bercanda. Mereka, termasuk papanya, paling senang main selimut, jadi jangan harap kamar tidur kami rapi, tempat tidur selalu dalam keadaan awut-awutan, bayangin aja 4 jagoan A saya *Agung, Athar, Adit + Papanya Agus* paling senang main kemah-kemahan di tempat tidur dengan menggunakan media selimut / bed cover, mereka senang main gelitik-gelitikan dibawah selimut, dan lebih senang lagi bila mainnya setelah tempat tidur baru dibersihkan dan baru diganti covernya, ampun daaahh, gimana gak naik tensi saya menghadapi mereka berempat (>.<)


Ini ni gaya mereka kalau lagi main selimut *minus Papa*

Sebagai orang tua pastinya kami akan selalu mendoakan yang terbaik bagi anak-anak kami, kami tidak pernah berharap banyak, yang kami ingin hanyalah mereka menjadi anak yang sholeh yang dapat mendoakan kami ketika kami tiada nanti, dan kami berdoa agar mereka selalu akur dan kompak sampai akhir hayatnya, Amin. Sebagaimana doa kami terhadap Abang-abangnya dulu, kami pun tak pernah henti memohon  kepada Allah SWT agar selalu melindungi buah hati kami, tak putus-putusnya kami meminta  agar Allah senantiasa melimpahkan segala kasih sayangnya kepada Adit, kami berharap semoga doa kami yang terselip dibalik makna nama indahnya akan selalu menuntun Adit untuk melangkah dijalan yang lurus dan benar, jalan yang diridhai Allah SWT, Amin..Amin..Amin Ya Rabbal Alamin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar