Mahatma Gandhi

"You may never know what results come of your action, but if you do nothing there will be no result"    

Senin, 28 November 2011

Ngopi Bareng Godbless

Seperti biasanya disetiap Sabtu dan Minggu saya dan suami sering mengajak anak-anak rekreasi untuk yaaahh sekedar refreshing dari penatnya lima hari sekolah/kerja, sometimes kami hanya sekedar around Banda Aceh city aja, kadang main di play ground yang ada di Banda Aceh, gak jarang juga snack time ditempat-tempat yang uda di request ama anak-anak, atau ngopi di cafe-cafe yang lagi menjamur di Banda Aceh.

Ada satu cafe yang belakangan ini sering kami kunjungi karena kebetulan berada tepat didepan Taman Sari, sebuah taman yang berada di pusat kota Banda Aceh yang merupakan salah satu taman bermain / rekreasi bagi keluarga, yaitu cafe "Tower Coffe" namanya. Jadi biasanya sebelum atau sesudah bermain di Taman Sari Banda Aceh tersebut kami suka mampir ke Tower Coffe, selain menyajikan menu-menu yang lumayan enak dan murah meriah, suasananya juga nyaman untuk duduk-duduk santai baik sendiri, bersama teman maupun keluarga, yang pasti karena pelayannya yang ramah-ramah dan gak pernah cemberut melihat kelakuan anak-anak saya yang super aktif membuat saya dan suami betah berlama-lama nongkrong disana *gak ada maksud iklan lho, tapi kalau Tower Coffe berniat ngasih discount tiap saya nongkrong disana, pasti saya gak nolak*.

Sabtu tanggal 12 Nopember 2011 sekitar pukul 19.00 WIB yang lalu ketika kami lagi pada nongkrong di Tower Caffe kami sempat ngopi bareng grup band legendaris "Godbless" lho, lebih tepatnya mereka ngopi di mejanya sendiri dan kami ngopi dimeja kami sendiri hehehe. Tanggal 13 Nopember 2011 malam Godbless manggung di Lapangan Blangpadang Banda Aceh,  malam minggu itu saya tebak mereka baru pada nyampe ke Banda Aceh, sepertinya dari bandara mereka langsung diboyong ke Tower Coffe, tebakan saya lho, gak jadi masalah bagaimana cerita pastinya, yang penting saya bahagia melihat didalam tas ada camera pocket, tanpa membuang waktu dan kesempatan segera saya berikan camera tersebut kepada suami. Suami saya yang emang dasarnya penggila musik-musik cadas dan band-band rock asal dalam dan luar negeri dengan semangat reformasi segera mengajak anak-anak untuk foto bareng, sayangnya Agung yang, seperti biasanya, pemalu, tidak mau untuk diajak foto bareng Godbless, maka majulah Athar dengan gagah berani minta foto bareng Opa-Opa personil Godbless tersebut, *gak salah kan kalau Athar manggil Opa*, hasilnya ? lihat saja foto-foto berikut ini :



Athar dengan opa Ahmad Albar



dengan opa Ian Antono


dengan opa Donny Fattah

JANGAN PADA IRI YA....!!!!!



Jumat, 25 November 2011

Megan Nicole

Lagi naksir ama suara kerennya beautiful girl ini, coba deh simak lagu perdananya berikut ini, pasti pada naksir juga

B-E-A-UTIFUL - Megan Nicole

Gak cuma cantik sebagai pendatang baru sepertinya cewek manis ini lumayan multi talenta juga, She impresses her viewers with her powerful vocals, and she charms them with her gifted guitar and piano playing, kalau nyimak clipnya di YouTube, semuanya pasti pada sepakat ama saya kalau suaranya gak ngalahin penyanyi originalnya, dijamin gak bakalan kecewa dengar lagu-lagu berikut ini dinyanyiin dengan versinya dia, gak percaya ? simak aja klip yang ini

         Just The Way You Are - Bruno Mars

Gak kalah keren kan ama Bruno Mars kan ? yang ini juga Ok lho

Who Says - Selena Gomez              

Iya kan ? Perasaan Selena Gomez kalah deh...Uuuuuppss...Sorry ya jeung Gomez...Hehehehe 
Kalau yang ini lebih keren lagi

                  Firework - Katy Perry

Cewe yang ngetop berkat Youtube ini sepertinya uda terlahir sebagai artis, lihat aja gayanya, prof banget kan

Forget You - Cee Lo Green

Yang ini juga cool

Skyscraper - Demi Lovato 

Apalagi yang ini

How To Love - Lil Wayne


Lagu ngebeat juga Ok...Megan Nicole, an incredibly talented 17-year-old singer/songwriter, has proven to the world that she has all of these remarkable qualities and more.

                  Super Bass - Nicki Minaj


Jadi gak sabar nunggu lagu-lagu Ori-nya keluar, untuk sementara uda cukup puas dengerin yang covernya dulu, lumayan menghiburlah, kaya lagu  berikut ini

Fly - Nicki Minaj Ft. Rihanna           

Yang ini juga

Price Tag - Jessie J Ft. B.o.B


Gak salahkan recomended saya, kalau belum puas browsing aja klip-klip lainnya di youtube, tapi kebanyakan cover semua, kayanya lagunya sendiri ya baru "B-E-A-UTIFUL"....Selamat Menikmati !


Selasa, 08 November 2011

1st Adit

Tanggal 10 Oktober 2011 kemarin dek Adit ulang tahun yang pertama, sayangnya saat itu saya dan suami sedang banyak kerjaan di kantor jadinya baru malam hari kami sempat merayakannya, hanya perayaan sederhana, untungnya ketika kami pulang ke rumah dek Adit belum bobo, ini sekilas cuplikan foto ultahnya dek Adit


Walau awalnya rada-rada ngantuk tapi Adit jadi semangat lagi setelah melihat birthday cakenya



Sorry ya dek Adit cakenya made in toko, Mama gak sempat buatin birthdaycake untuk dek Adit


















Suapin bang Agung, doain ya Bang biar dek Adit sehat terus dan tambah pintar seperti bang Agung











Bang Athar juga disuapin, jangan suka jahilin Adek lagi ya Bang...








Papa harus buru-buru balik lagi ke kantor jadi gak sempat foto bareng Papa


Selamat ulang tahun ya dek Adit semoga sehat selalu, tambah pintar, kelak menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada Papa & Mama, Amin.

Selasa, 25 Oktober 2011

Andaikan Aku Kaya Raya

Pagi ini sebuah polling disalah satu situs menggugah saya untuk merenung, pertanyaan pada polling tersebut adalah sebagai berikut :
"Bila anda menerima hadiah berupa uang tunai sebesar satu triliun apa yang akan anda lakukan ?
a. Shopping ;
b. Diinvestasikan ;
c. Ditabung ;
d. Disumbangkan ;
e. Semuanya. "

Polling yang sekedar untuk canda-candaan ini membuat saya berkhayal, apa yang akan saya lakukan bila ketiban mangga runtuh *bukan durian karena saya tidak suka durian* berupa uang satu triliun ? Wow..memikirkan ada berapa jumlah nolnya saja saya sudah tergagap-gagap. Jadi ingat dengan lagunya  Oppy Andaresta, "Cuma Khayalan", yang liriknya seperti ini :

Pengen punya mobil mewah
Lengkap dengan AC, Tape dan sopir pribadi
Kemana-mana tinggal minta anter deh
Duduk santai sambil dengerin musik
sama temen-temen gue
Nggak kepanasan lagi uihh dingin…
Pengen punya rumah gedong
Lengkap dengan pelayan,
Perabotan luks plus kolam renang
Mau ini itu tinggal perintah
Hidup serasa di istana
Trus kalo kepanasan
Gue ajak temen-temen gue nyebur deh...basahhh…
Andai a a a a aku jadi orang kaya
Andai a a a a a nggak usah pakai kerja
Pengen punya kapal pesiar
Lengkap dengan pulau pribadi
Yang semua orang nggak boleh masuk
Kecuali yang baik aja sama gue
Gue ajak temen-temen gue
bikin beach party tiap malem
Berenang, bakar ikan, surfing, mancing
Pokoknya yang asyik-asyik dah
Pengen punya uang banyak
Yang depositonya bisa buat tujuh turunan
Jadi gue kan nggak pusing-pusing lagi mikirin duit
Anak, cucu, cicit gue bisa hidup senang terus
Eh, kalo elo elo kekurangan uang
Tinggal telpon gue aja !
Andai ku jadi orang kaya
Andai ku jadi orang kaya

Cukup menggiurkan bukan ? Sebagai emak-emak lirik lagunya Oppy tadi pasti akan saya tambahkan seperti ini, "Pengen sekolahin anak ditempat paling bagus yang ada di dunia ini...pengen beli perhiasan yang mahal-mahal ditoko yang selama ini jangankan untuk masuk ke toko itu sekedar meliriknyapun saya  segan, malu sama dompet...pengen beli baju yang didesign ama Victoria Beckham...pengen...pengen...pengen...dan pengen-pengen lainnya...kepanjangan dah kalau dibahas disini.

Bahagia sekali ya bila bisa seperti itu batin saya, tapi jahatnya sisi batin saya yang lain malah memporak-porandakan khayalan saya tadi, membanting saya dari langit ketujuh kembali menuju dunia nyata dengan pertanyaan "emangnya dirimu bener akan bahagia bila bisa seperti itu ?"...heniiiiiiiing....maka yang terjadi adalah saya merenungi pertanyaan itu sambil mendengar lagu Oppy tadi, benarkah saya akan bahagia, pertanyaan itu berulang-ulang menusuk-nusuk otak saya mencoba menggali ingatan akan definisi dari kata "bahagia".

Bagi saya, rasa bahagia muncul ketika saya melihat anak-anak dan suami saya bahagia, saya bahagia ketika bersama mereka dan saya bahagia ketika saya tau mereka bahagia ketika bersama saya, perasaan dibutuhkan sebagai seorang isteri dan seorang ibu juga membuat saya selalu bahagia. Saya lantas berpikir seperti ini, bila hidup saya sudah menyenangkan seperti lagu Oppy tadi apakah saya masih disayangi dan dibutuhkan oleh keluarga saya, saya yakin jawabannya pasti iya, oleh karenanya saya akan tetap bahagia dunk walaupun saya kaya raya, batin saya senang. Namun sisi batin saya yang lain bertanya seperti ini, apakah setelah kamu kaya raya hidup masih mengajarkan sesuatu kepadamu ? Apakah hidup masih berarti, masih berwarna dan masih bermakna untuk dihargai ?

Saya jadi berpikir seperti ini, ketika saya hanya bisa makan nasi pakai garam tapi saya masih bisa bahagia pastinya saya juga tetap akan bahagia bila saya bisa sarapan pagi dengan omelet ala Hotel Le Parker Meridien Manhattan, omelet termahal didunia karena menggunakan lobster atlantis segar dan caviar selain bahan dasar omelet lainnya, tapi pertanyaan tadi membuat saya berpikir, bila harta saya sudah seperti hartanya paman gober apakah hidup masih menarik untuk dijalani ? Saya jadi ingat bila saya tidak memiliki uang yang cukup sedangkan saya menginginkan suatu barang, maka saya akan jumpalitan menabung agar dapat membeli barang yang saya inginkan itu, ketika jumpalitan menabung itu kesulitan mengajarkan banyak hal kepada saya, perjuangan membuat saya survive menghadapi hidup, pengalaman yang diperoleh dari berjuang menambah ilmu pengetahuan saya dalam memperjuangkan hidup, dan pastinya hasil dari perjuangan itu akan saya nikmati dengan nilai penghargaan tertinggi. Intinya, menurut saya, segala sesuatu yang berhasil saya dapatkan melalui sebuah perjuangan, pastinya, akan saya hargai, semakin berat medan perjuangannya maka akan semakin besar pula penghargaan yang diberikan, benarkah pendapat saya itu ?

Pernah punya pikiran betapa bahagianya menjadi seorang Donald Trump atau, minimal, Ivanka Trump, anaknya pak Donald, godaan untuk bahagia versi miliuner ala lagunya Oppy tadi membuat saya senyum-senyum sendiri, senyum membayangkan fasilitas apa yang nantinya akan saya miliki, senyum membayangkan hal-hal apa yang dapat saya lakukan, dan senyum membayangkan betapa gilanya saya punya mimpi seperti itu hehehe. Tapi saya jadi merenungi lagi, bila mengingat gossip yang beredar, *duuuhh dasar emak-emak tukang gossip*, bukankah mereka-mereka yang kaya raya itu juga kerap tidak bahagia dengan apa yang telah mereka miliki, bahkan ada beberapa yang cenderung bersikap aneh dalam menghadapi hidup, penuh dengan sensasi dan segala hal nyeleneh mewarnai kehidupannya, bahagiakah mereka ?

Salahkah bila saya beranggapan ternyata harta dan tahta bukanlah segala-galanya, harta dan tahta dunia hanyalah kesenangan duniawi yang menipu, bukankah manusia hidup tidak semata-mata hanya untuk mengejar harta dan tahta, kaya tidak selamanya berarti bahagia, bahagia sudah pasti melahirkan kekayaan batin, orang bahagia tidak melulu karena dirinya kaya harta, dan pastinya orang yang kaya harta belum tentu akan selamanya bahagia, yang penting adalah cukup, cukup bahagia dan cukup memahami apa yang sebenarnya kita butuhkan untuk hidup dan menjalani hidup.

Berjuang untuk hidup pastinya akan memberi warna dalam hidup, membuat kita lebih menghargai hidup, karena hidup tanpa perjuangan akan terasa hambar. Kalau saya jadi miliuner mungkin diawal-awal saya akan bahagia, tapi setelah segala sesuatunya dapat saya peroleh dengan mudah, tanpa perjuangan, perlahan-lahan saya yakin akan membosankan juga, hambar, rasanya ada yang kurang bila segala sesuatunya begitu mudah saya raih, mungkin karena bosan saya malah jadi aneh, berprilaku nyeleneh demi mengisi kekosongan batin, bisa jadi saya malah tertantang untuk melanggar hukum demi merasakan lagi makna perjuangan hidup, ini versi saya lho, makanya jangan heran kalau melihat aksi para jutawan yang aneh-aneh, ada yang kleptomania, suka marah-marah gak jelas, dan sebagainya, amit-amit dah.

Maka balik lagi pada polling tadi, kalau ditanya kepada saya, pastinya, jawaban saya adalah tolong cubit saya, bangunkan saya dari mimpi aneh ini, dan bila ternyata itu bukan mimpi, mungkin sebahagian uangnya akan saya ambil buat nutupin utang-utang hehehe baik utang kepada manusia maupun kepada Tuhan, trus sisanya bakalan saya bagi-bagikan buat penggemar setia Celoteh Pippi yang rela membuang percuma waktunya  demi celotehan yang ngawur ini.


 


Senin, 24 Oktober 2011

UNWELL ! (Part-2)

Siapa sangka penyakit yang saya alami menjelang ramadhan bersambung ke-episode berikutnya, memporak-porandakan kehidupan sosial saya (jiaaaahhh...bahasanya), memisahkan saya dari anak-anak, mengharuskan saya terbaring lemah tak berdaya ditempat tidur selama lebih dari 1 bulan, dan Alhamdulillahnya membuat berat badan saya turun 17 Kg (tapi masih berharap bisa turun 17 Kg lagi hehehe). Di celotehan terakhir saya sempat mengabarkan kepada penggemar setia celoteh pippi *narsis efek sakit parah* bahwa saya baru sembuh dari sakit, siapa sangka 3 hari setelah postingan terakhir saya malah sakit lagi.

Seperti pernah saya ceritakan sebelumnya, menjelang lebaran tiba-tiba saya demam tinggi naik-turun gak jelas penyebabnya apa, dugaan awal DB (demam berdarah), tapi setelah dilakukan tes darah, hasilnya tidak menunjukkan kalau saya terserang DB, karena seperti yang kita ketahui bersama demam bukanlah penyakit tetapi alarm / signal tubuh yang menunjukkan something wrong with your body, yang artinya demam adalah tanda bahwa tubuh tengah membangun pertahanan melawan infeksi, mulai dari infeksi ringan sampai yang serius, karena anti bodi tubuh sedang berjuang melawan penyakit itu makanya kita demam, jadi bila anda demam harus dicaritahu dengan pasti apa penyebabnya, agar dapat diberikan pengobatan yang tepat sasaran *definisi demam menurut dokter tamatan fakultas hukum, harap jangan dijadikan acuan resmi*, nah oleh karena hasil laboraturium tidak menunjukkan bila saya terkena DB, dugaan sementara saya terkena infeksi lambung mengingat selain demam saya juga mual dan muntah, kurang lebih sekitar 2 mingu saya terserang demam, 3 hari setelah demam turun tiba-tiba tubuh saya menguning hingga mata sayapun kuning selain itu tubuh menjadi amat sangat lemas bahkan untuk bicara pun saya terseret-seret, ngos-ngosan seperti orang baru selesai lari marathon, melihat gejala seperti itu saya balik lagi ke dokter umum, setelah di tes darah ternyata bilirubin dalam darah dan urine saya tinggi, dokter menduga infeksi hati atau infeksi empedu maka dilakukan USG terhadap liver dan empedu tapi hasilnya bagus, hati dan empedu saya dalam keadaan normal, saat itu saya sudah mulai curiga jangan-jangan saya terserang hepatitis, maka keesokan harinya saya mendatangi dokter spesialis penyakit dalam ahli lambung dan hati, dugaan saya tepat, begitu melihat kondisi saya dokter langsung menyatakan "melihat dari gejalanya hepatitis, tapi untuk mengetahui hepatitis apa maka harus di tes darah". Setelah dilakukan pemeriksaan darah ke laboraturium akhirnya diketahui bahwa saya positif mengidap virus hepatitis b, hepatitis b akut. Antara lega dan sedih mendengar diagnosa dokter tersebut, lega karena akhirnya ketahuan juga apa penyakitnya, sedih karena sedikit banyak saya mengerti apa itu hepatitis dan apa efeknya bagi penderita.

Mama saya bekerja dibidang kesehatan, dulu, kalau tidak salah sejak saya SMA, setiap saya mengantar dan menjemput Mama kerja, saya kerap membaca poster-poster dan brosur-brosur tentang hepatitis yang ditempelkan di dinding rumah sakit dan apotik tempat Mama saya bekerja, saat itu selalu terbersit di benak saya untuk minta di vaksin hepatitis, apalagi kata Mama waktu saya kecil dulu belum ada program vaksin hepatitis, kata Mama kalau mau di vaksin sebelumnya saya harus periksa ke laboraturium dulu, kalau positif hepatitis ya nggak boleh di vaksin, karena malas ke laboraturium akhirnya niatan tinggallah niatan, sampai saya positif dinyatakan hepatitis b saya belum juga di vaksin, sekarang begitu sudah kejadian baru deh nyesal.

Begitu dinyatakan positif hepatitis b dokter langsung wanti-wanti saya harus istirahat total, bed rest, tidak boleh turun dari tempat tidur kecuali kalau pengen ke bath room, bahkan kalau tidak sanggup sholat berdiri dianjurkan sambil tiduran saja, atau opname di rumah sakit, tapi saya pengennya dirumah saja, gak usah opname, toh saya sudah mulai mau makan dan minum, akhirnya disepakati saya boleh dirumah tetapi harus benar-benar istirahat total, Adit yang masih ASI terpaksa disapih dan anak-anak semuanya diungsikan ke rumah Mama dengan pertimbangan bila mereka dirumah saya tidak bisa istirahat, duuuuhhh sedihnyaaaaaa. Sebenarnya saya lebih senang bila anak-anak ada didekat saya, tapi bila mereka disamping saya maka sudah pasti mereka maunya ngajak main terus bila tidak dilayani pada nangis, kalau saya kunci pintu kamar maka pintu akan terus digedor-gedor atau bolak-balik bertanya sampai akhirnya saya terpaksa harus meladeni mereka, walhasil menurut dokter usaha saya untuk istirahat dengan didampingi anak-anak gagal total, kesimpulannya anak-anak harus dipisahkan (untuk sementara) dari saya, atau saya harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit, sampai saya dinyatakan sembuh :'((


Kalau dihitung-hitung sudah hampir 1 bulan lebih saya tidak serumah dengan anak-anak dan juga tidak ngantor, kalau gak ngantor sih sebenarnya saya bahagia hehehe, tapi yang gak kuat adalah nahan kangen sama anak-anak, kadang sesekali mereka dibawa ke rumah tapi ya cuma sebentar, walhasil setiap kangen saya hanya bisa memandangi foto-foto dan rekaman video mereka :'(((((((((((((((((((

Sejak dinyatakan positif Hepatitis B setiap minggunya saya selalu ke laboraturium untuk dilakukan pemeriksaan darah, sebel juga sih belum hilang rasa sakit dan lembam yang ditimbulkan akibat proses pengambilan darah sebelumnya, sudah harus diambil darah lagi, tapi yang namanya demi kesembuhan ya harus dijalani. Obat yang diberikan dokter gak banyak, awalnya ketika masih kembung, mual dan muntah selain obat berupa suplemen untuk hati saya juga sempat diberikan obat untuk lambung, setelah masalah lambung teratasi saya hanya tinggal mengkonsumsi suplemen untuk hati, menurut dokter yang namanya virus obatnya ya cuma 1, istirahat, gak ada gunanya dikasih obat mahal sekalipun bila tidak istirahat, selain itu menurut dokter karena virus ini menyerang hati maka untuk meringankan kerja hati dokter tidak akan memberikan beban kerja yang terlalu banyak untuk hati oleh karenanya dokter tidak akan memberikan banyak obat, saya hanya diberikan 2 macam obat, tapi selain obat dokter saya juga dicekoki dengan obat-obatan tradisional seperti sari temulawak, sari kunyit, serta sari daun cibrek (saya gak tau bahasa Indonesianya apa) yang jelas setiap minggu mertua saya harus pulang kampung untuk metikin itu daun, karena pohonnya yang sudah sangat langka ditemukan di kota.

Alhamdulillah berkat istirahat yang cukup, obat-obatan dan ramu-ramuan tradisional, kondisi kesehatan saya perlahan mulai membaik, hasil tes terakhir sudah hampir mendekati normal, oleh karenanya saya gigih merayu dokter agar diijinkan kembali bekerja dan berkumpul dengan anak-anak, syukurnya dokter mengijinkan, walau demikian saya sudah diwanti-wanti untuk menjaga kesehatan dan jangan terlalu capek, tanggal 28 November ntar saya diminta untuk tes darah lagi untuk melihat apakah saya sudah bersih 100% dari virus hepatitis b, mudah-mudahan hasil tes nanti menyatakan saya sudah sembuh total karena bosan banget minum obat terus.

Mengingat betapa menderitanya terpisah dari anak-anak bahagia rasanya bisa pelukan lagi dengan mereka, maka sejak saat ini saya bertekad untuk mulai hidup sehat demi masa depan yang lebih cerah, hehehe. Buat teman-teman yang belum memperoleh vaksin hepatitis saya sarankan agar segera melakukan pemeriksaan darah ke laboraturium, bila ternyata positif segera diobati dan bila negatif segera ke dokter minta di vaksin, jangan tunggu virus menyerang anda, segera bentengi diri dengan vaksin, agar tidak kejadian seperti saya. Jangan anggap sepele lho, hepatitis b ini sekarang sudah menjadi endemik di Asia dan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, apa dan bagaimananya hepatitis silahkan browsing di internet..Waspadalah..Waspadalah..!!!!!





Jumat, 09 September 2011

UNWELL !

Siapa bilang sakit itu menyenangkan, hhhhhhhhhhhhfffffff seminggu menjelang lebaran tiba-tiba saya terkapar diserang demam, gak tau apa penyebabnya, tapi yang pasti akibat yang ditimbulkannya membuat rencana-rencana yang telah saya susun dalam rangka menyambut Idul Fitri menjadi gatot, gagal total.

Sejak mulai mengandung Agung dulu sampai saat ini, saya sudah membiasakan diri untuk tidak sembarang minum obat kecuali obat yang direcomendedkan oleh dokter kandungan. Dulu setiap berasa ndak enak badan saya langsung makan dan minum sebanyak-banyaknya dengan tujuan agar penyakit nggak jadi singgah ditubuh saya, karena sakit dalam keadaan hamil, dan menyusui pastinya akan sangat merepotkan, dan Insyaallah trick saya ini selalu berhasil.

Tapi kali ini saya benar-benar nyerah dihantam penyakit yang satu ini, sejak mulai demam naik turun - naik turun, kaya lift, badan saya lemas, dan yang menyebalkannya lagi mulut, lidah dan lambung saya seperti telah bermufakat jahat untuk mengkhianati saya, semua makanan dan minuman yang coba saya masukkan seketika langsung keluar lagi, sehingga saya semakin lemas karena kurang asupan makan & minum. Lumayan lama juga saya dihajar habis-habisan dengan penyakit ini, 1 minggu setelah lebaran demamnya Alhamdulillah sudah stop, tapi rasa pahit di mulut masih terasa sehingga saya masih belum memiliki selera untuk makan dan minum, otomatis berat badan saya turun drastis, 1 hal yang paling saya syukuri dari efek penyakit ini, tapi perasaan lemah, letih dan lunglai seolah masih enggan beranjak dari tubuh saya, sehingga setiap mulai untuk beraktifitas belum apa-apa saya sudah ngos-ngosan seperti sedang mendaki gunung yang tinggi. Alhamdulillah dengan upaya paksa yang gigih, saat ini saya sudah mulai mau menerima makanan dan minuman, tidak dimuntahkan lagi, sehingga saya optimis dalam beberapa hari lagi saya akan pulih seperti sedia kala.

Ketika terkapar tak berdaya ditempat tidur saya berpikir betapa Allah telah menyayangi saya dengan cara-cara luar biasa, sakit ini merupakan hadiah dari Allah karena Allah menyayangi saya. Saya ingat beberapa hari menjelang sakit saya sempat berpikir seperti ini, duuuh pengeeeen banget kurus kaya dulu lagi, tidak seperti waktu gadis dulu minimal seperti waktu baru menikahlah batin saya, eeehh..gak lama saya sakit dan sekarang berat saya hampir mendekati berat ketika sedang hamil Agung dulu, yah minimal rada berkuranglah hahahaha. Sebelum sakit saya juga pernah membatin seperti ini duuuhh kayanya lebaran kali ini bakal repot banget karena uda ada dek Adit, gak kebayang betapa capeknya nanti kalau harus pulang ke kampung suami dengan membawa 3 bocah yang super lasaknya, kalau nggak pulang juga nggak mungkin, hadeeeehhh siapa sangka akibat sakit saya nggak ikut pulang kampung, Adit juga sepenuhnya diasuh sama Mama, sehingga saya walaupun amat sangat tidak menikmati sakit ini tapi saya mensyukuri sakit saya kali ini, salahkah saya ?

Terlepas dari hal-hal positif dan negatif yang ditimbulkan penyakit ini, yang pasti saya bersyukur karena sekarang saya sudah sembuh, sudah bisa berceloteh lagi disini. Buat teman-teman yang mungkin saat ini juga sedang dalam keadaan sakit saya doakan semoga cepat sembuh, dan buat teman-teman yang sehat, pesan saya "jaga kesehatan karena ternyata sehat itu mahal harganya".



Jumat, 29 Juli 2011

Abang Masuk SD

Alhamdulillah....itu kalimat pertama yang saya ucapkan ketika melihat nama Agung Perdana Adhisatya tercantum di dalam lembaran nama-nama peserta yang berhasil lulus masuk sebuah sekolah tingkat dasar. Setelah melewati dua tahap seleksi kualifikasi akhirnya Agung diterima juga disekolah yang kami, saya suami dan tentunya Agung, inginkan.

Sejak pertama mengenal sekolah ini dengan kurikulum yang ditawarkan entah mengapa kami langsung jatuh hati, sistem pendidikan yang lebih mengutamakan pendidikan agama Islam menjadi daya pikat utama kami untuk menyekolahkan Agung disitu. Tapi untuk dapat duduk di SD tersebut bukanlah hal mudah, SD yang juga merupakan salah satu sekolah favorit dari sekian banyak sekolah favorit di Banda Aceh memiliki peminat yang tentunya bukan hanya kami, untuk dapat diterima di sekolah ini calon siswa harus dapat melewati serangkaian tes uji coba sebagaimana yang telah disyaratkan.

Agung adalah anak yang pendiam, dia teramat sangat pemalu, apalagi dengan orang-orang yang tidak dikenalnya,  ia susah beradaptasi dengan suasana baru sehingga perlu waktu pengenalan yang lama baginya agar ia mau bergaul di lingkungan barunya. Hal-hal demikianlah yang menyebabkan kami khawatir apakah ia kelak dapat (mau) mengikuti tes masuk di sekolahan tersebut, karena pada saat tes, orang tua / wali murid tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan tes. Yang kami khawatirkan bukanlah ia tidak dapat menjawab soal-soal tes melainkan apakah ia mau ikut tes tersebut tanpa kami dampingi, tapi Alhamdulillah, apa yang kami khawatirkan tidak terjadi, ketika tes dilaksanakan, Agung dengan langkah yakin dan mantap melangkah masuk keruangan tes tanpa perlu kami dampingi, dan Alhamdulillah Agung mampu menjawab serangkaian tes yang diajukan kepadanya.

Hari ini adalah hari pertama Agung masuk sekolah, terharu rasanya melihat ia mengenakan seragam merah putih, rasanya baru kemarin mengajarkan ia berjalan, tapi sekarang ia sendiri berjalan menuju gerbang sekolah tanpa perlu saya pegangi lagi tangannya. Ketika mengantar Agung sekolah, perasaan saya campur aduk, selain perasaan bangga, haru, juga rasa was-was. Saya khawatir bagaimanakah ia nanti di sekolah, suasana baru, tidak ada seorangpun yang dikenalnya, tidak ada orang tua yang menungguinya, apakah ia mampu beradaptasi, mengingat track record Agung selama ini yang selalu susah untuk beradaptasi dengan suasana baru. Apakah ia mau bersosialisasi di sekolah, apakah ada  yang mau berteman dengan dia, apakah nantinya ia mampu beradaptasi dengan sistem pendidikan yang jelas sangat berbeda dengan ketika ia masih TK dulu, apakah ia berani untuk mengungkapkan perasaannya kepada guru bila ia kebelet pengen pipis, dsb-dsb, hal-hal ini yang terus saya pikirkan sampai-sampai tadi malam saya tidak nyenyak tidur, lebay banget daaahh, saya memang suka berlebihan dalam menghadapi anak, kalau melihat Agung pentas maka saya akan menangis tersedu-sedu, gak percaya kalau yang ada dipanggung adalah Agung, padahal komentar Agung malah seperti ini, "Mama..Please..stop crying..malu kan dilihat teman-teman Agung..".

Saya mungkin tipe orang tua yang terlalu protektif, kadang suami suka jengkel juga dengan sikap saya yang terlalu menjaga anak-anak seperti menjaga kristal, seakan-akan anak adalah barang yang gampang pecah sehingga perlu dijaga ekstra ketat, padahal suami selalu mengingatkan bahwa fungsi dan peranan orang tua hanyalah sebagai pengarah, pembina, pengawas dan pengontrol aktifitas anak, bukannya berdiri sebagai body guardnya anak. Tapi saya tetaplah seorang Mama yang cengeng, gampang terharu-biru melihat anak-anaknya tumbuh besar, cerewet bila anak-anaknya beraktifitas yang menurut saya membahayakan dan paranoid bila melihat berita-berita di TV yang melibatkan anak sebagai korban. Maka yang terjadi adalah saya selalu deg-degan bila anak-anak jauh dari saya dan tidak berada dalam pengawasan saya. Padahal anaknya sendiri mungkin malah bahagia bila jauh dari saya, nggak ada yang cerewetin lagi.

Saya serahkan Agung kepada sekolah dengan tujuan agar ia menjadi anak yang mandiri, saya ikhlaskan Agung dalam pengawasan guru-guru sekolahnya agar ia menjadi anak yang pintar, pemikiran ini saya dengung-dengungkan didalam pikiran saya untuk melegakan hati saya yang kadung deg-degan membayangkan bagaimana Agung disekolahan nanti. Pagi ini dimulai awal pendidikan Agung dibangku sekolah dasar, awal menuju kemandiriannya, semoga kelak ia rajin belajar, menjadi anak yang sholeh, pintar, dan terwujud semua cita-citanya, Amin.

Pola ajar di sekolah dasar tentunya tidak sama dengan ketika taman kanak-kanak dulu, bila di TK guru masih berniat baik untuk menyuapinya makan, maka di SD pastinya Agung dituntut untuk lebih mandiri. Semoga Agung bisa beradaptasi. Saya mengenang kembali masa-masa ketika saya kecil dulu, ketika masuk SD saya juga tidak ditunggui Mama, padahal waktu itu saya baru genap berusia 5 tahun, tapi setelah saya ingat-ingat kembali toh pada akhirnya saya berhasil melewati masa-masa itu tanpa Mama disamping saya sebagai bodyguard, so kenapa sekarang saya harus cemas. Mulai hari ini saya belajar untuk mendidik hati dan perasaan saya lebih bijak dalam mengasuh anak, saya berusaha untuk selalu mengingatkan hati saya bahwa anak hanyalah titipan Tuhan, kita memang ditugasi untuk menyayanginya tapi tidak merusaknya dengan kasih sayang kita, jadi biarkan anak tumbuh kembang sewajarnya, belajar untuk mandiri karena kelak ia juga akan menjadi orang tua seperti kita.

Pukul 13.30 WIB saatnya menjemput Agung pulang dari sekolah, sejak Pukul 13.00 WIB saya sudah tiba disekolahannya, saya perhatikan banyak orang tua yang berdiri didepan pintu dan jendela kelas memperhatikan anak-anaknya padahal jelas tertulis di pengumuman bahwa orang tua hanya boleh mengantar dan menjemput anak sampai batas ruang tunggu saja, tapi mungkin khusus untuk anak-anak baru diberikan kelonggaran. Melihat banyaknya orang tua yang menunggui anaknya didepan kelas perasaan saya menjadi ciut kembali, perasaan bersalah, dalam hati saya bertanya-tanya apakah Agung sedih tidak ditunggui orang tuanya, apakah Agung merasa orang tuanya tidak peduli padanya, saya menyesal karena tidak mengambil cuti kantor khusus untuk hari pertama sekolahnya ini, perasaan bersalah mulai menyerang saya kembali, saya buru-buru menuju kelasnya, saya ngintip kedalam kelas mereka sedang melakukan praktek ibadah saya lihat Agung terlihat tekun mengikuti pelajaran itu, saya lega dia tidak menangis dan tidak dalam keadaan bersedih.

Ketika bel berbunyi Agung keluar dari kelas, begitu melihat saya ia langsung datang menghampiri dan memeluk saya, kemudian tiba-tiba seperti ingat sesuatu ia melepas pelukannya dan berkata
"Lho...Mama Koq disini ?.." tanyanya bingung
"kan Mama mau jemput Agung.." jawab saya
"Iya..Agung tau..tapi apa Mama gak baca pengumuman, kan orang tua tunggunya disana tuh.." katanya sambil menunjuk ruang tunggu
"bukan disini.." katanya lagi menambahkan
"Iya Mama tau, tapi Mama pengen lihat hari pertama Agung di kelas.." jawab saya lagi
"Aduh Mama...kaya orang gak ngerti peraturan aja sih.." katanya geleng-geleng kepala
Gubraaaaaakkkk...berasa ditabok pake tabung gas 3 Kg deh, seharian ini saya gak konsen beraktifitas karena mikirin gimana dia disekolah barunya eeehh..malah diceramahi soal aturan, duuuhh...jadi malu
*pelajaran untuk Mama-Mama yang suka lebay*



Athar Dwi Aryasatya



Cowok ganteng ini lahir pada tanggal 23 Agustus 2008 hanya 4 hari berselang sebelum hari ulang tahun Papanya yang ke-32, padahal prediksi dokter due date nya Athar tepat pada tanggal 27 Agustus, namun sepertinya dia tidak ingin bila kelak ulang tahunnya dirayakan bareng dengan Papanya maka pada hari Sabtu pagi Athar mulai menunjukkan tanda-tanda ingin menatap dunia, namun sebagaimana abangnya dulu, putra kedua kami ini juga lahir lewat jalan seksio sesarea, maka tepat ketika matahari mulai membelah hari Athar menyapa dunia dengan tangisan pertamanya.

Pada saat mengandung Athar, sebagaimana ketika mengandung Agung dulu, saya hanya mual-mual biasa dan muntah bila sikat gigi, saya tidak merasakan morning sickness yang hebat seperti yang biasanya dialami oleh beberapa ibu diawal kehamilan, saya tidak ngidam yang aneh-aneh, tidak terganggu bila mencium aroma yang menyengat, paling hanya pusing sebentar, dan masih sanggup beraktifitas sebagaimana biasanya, benar-benar proses kehamilan yang sangat menyenangkan, kalaupun ada gangguan biasanya masalah hipotensi dan anemia, kalau ini mah emang uda penyakit saya dari kecil jadi nggak heran lagi. Selama hamil saya dan suami semakil tergila-gila dalam mengembangkan hobi berkebun kami, tumbuhan apa saja yang bisa ditanam pasti kami tanam, sampai-sampai banyak yang menebak kalau anak dalam kandungan saya adalah perempuan, tapi sebagaimana abangnya dulu, ketika ia lahir dengan semangat dokter memberitahukan "Selamat Bu anaknya cowok lagi..."

Sejak dokter menyatakan bahwa bayi yang saya kandung adalah laki-laki, maka kami mulai bongkar-bongkar kamus bahasa untuk mencari nama yang tepat untuk bayi laki-laki kami kelak, Athar kami ambil dari bahasa Arab yang artinya suci, bersih, sejak awal kami sepakat untuk mencari nama yang diawali dengan huruf A, dengan maksud agar ia kelak rajin belajar, nah lho apa hubungannya, menurut kami bukankah disekolahan nanti nama-nama yang memiliki awalan huruf  "A"  lah yang selalu diabsent paling awal, sehingga mau nggak mau dia harus rajin belajar supaya gak malu-maluin di kelas, selain itu otomatis dia juga harus rajin bikin PR / home work di rumah karena dengan nama yang selalu berada diposisi puncak absent kelas tidak akan memungkinkan dia untuk nyontek PR teman-temannya karena keburu dipanggil, pemikiran yang cemerlang berangkat dari pengalaman kedua orang tuanya yang memiliki nama dengan huruf awal R dan S hehehe...

Dwi dari bahasa Jawa Kawi yang bermakna dua, melambangkan bahwa ia putera kedua kami. Sedangkan Aryasatya kami ambil dari bahasa Sansekerta yang bermakna, mulia, kemuliaan. Niat awalnya sih nyari nama yang rada-rada mirip dengan abangnya Agung Perdana Adhisatya, kebetulan ada masukan dari seorang sobat karib nun jauh disana yang menyarankan untuk membubuhkan nama Aryasatya, maka terteralah di akta kelahirannya sebuah nama indah yang berbunyi Athar Dwi Aryasatya yang berarti pemuda suci yang berhati mulia, Amin.

Beda dengan abangnya yang memiliki tipe cool persis seperti Papanya, Athar heboh seperti, siapa lagi kalau bukan, Mamanya. Kalau Agung perasa, Athar cuek, Agung lebih tenang, Athar garang, preman abis deh kaya Mamanya hahahaha. Tapi ada satu hal yang mirip Papanya, kalau nyanyi suaranya sumbang, lari marathon entah kemana haaahaaayyyy, beda dengan Agung.

Seperti saya, Athar kalau sudah bicara susah berhenti, seingat saya sepertinya tidak ada momen yang bikin dia stop untuk bicara, mulutnya tidak pernah berhenti bertanya, kalau pertanyaannya sudah habis maka bernyanyilah ia dengan suaranya yang rada-rada sumbang. Lagi mandi dia tanya sana-sini apa saja yang dillihatnya di bath room, ketika sedang makan Ia tidak berhenti ngoceh walaupun mulutnya penuh dengan makanan, kalau dibawa jalan semua yang ia lihat pasti ditanyainya, di sekolah kata gurunya dia tidak pernah henti bertanya, tidurpun kadang suka ngigau, sampe lagi pup pun dia sempat-sempatnya nyanyi, haaadddeeeeehhhh bener-bener daaaaahhh.

Beda dengan Agung yang mulai bicara pada usia 10 bulan dan fasih berbicara tanpa cadel lagi sejak umur 1 tahun, pada usia 1 tahun Athar malah masih berkicau riang, hanya satu dua perkataannya yang bisa kami maklumi, kalau bicara masih cadel, lucu dan ngegemesin yang mendengarnya, kadang banyak kata-katanya yang tidak kami pahami. Kalau sekarang sih sudah lumayan dimengerti walaupun sesekali masih ada kata-katanya yang belum bisa kami translate dan karena  kalau bicara dia suka dengan speedy yang tinggi kadang rada-rada bingung juga terjemahinya, seperti
"Mah...Adek mau cokoah..." katanya pada suatu pagi di hari libur sekolah,
"Masih libur sayang, tanggal 11 Juli mulai sekolah lagi..." kata saya menghibur,
"Butan Mah..Adek mau cocoaaakk..." teriaknya,
"Apa ? Adek mau kecoak ?..." tanya Papanya lagi,
"BUTAN...ADEK MAU TOTOAH..." jeritnya kesal,
Saya dan suami bingung saling pandang-pandangan gak mudheng, tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya
"Adek mau coco crunch ya ?..." tanya saya mulai memahami,
"Iya...totoan..." jawabnya lagi,
hhhhhffffffff...lega...gak kebayang kalau dia sampai ngamuk karena nggak ada yang ngertiin.

Pernah juga Omanya dibuat bingung dengan perkataannya, jadi ceritanya  setiap sore Oma dan Opa sering menjemput Agung dan Athar untuk dibawa jalan-jalan keliling kota, setiap kali diantar balik pulang kerumah, dipersimpangan jalan menuju rumah Kami Athar selalu dengan hebohnya berteriak
"Oma...lihat...itu ada cipobo !!!!..." serunya girang
"Gung...dek Athar ngomong apa sih ?..." tanya Oma kepada Agung, karena biasanya Agung yang paling bisa memahami perkataan Athar.
"Adek bilang apa ?..." tanya Agung
"Itu Bang...itu tadi ada cipobo...tan..uda lewat cipobonya..." jawab Athar
"Emangnya cipobo tu apaan dek..polisi tidur ya ?..." tanya Agung mencoba menebak
"BUTAN ! CIPOBO !!! Cipobo itu tulicannya cee oo bee...bacanya cipobo..tauuu..." katanya sok ngajari abangnya membaca, padahal belum satu hurufpun yang dia kuasai, tapi bukan Athar namanya kalau nggak percaya diri.
Mendengar ocehannya yang makin kacau akhirnya yang lain pada nyerah tidak berniat bertanya lagi, namun anehnya setiap sore kejadian yang sama selalu berulang lagi, hingga suatu hari si Oma yang penasaran akhirnya bertanya kepada kami
"Vi..Cipobo tuh apaan sih..." tanya Mama
"Cipobo ?..." tanya saya bingung
"Athar tiap diantar pulang, di lorong menuju rumah kalian dia selalu jejeritan bilangin Oma itu ada cipobo, kami nggak ada yang ngerti maksudnya apa..." kata Mama penasaran
"Haaa...apa ya...nggak tau..." jawab saya bingung
Trus tiba-tiba suami saya nyelutuk "Ooo...itu Ma...maksudnya Spongebob...kan di tembok lorong menuju rumah kami ada mural gambar spongebob..." kata suami saya menerangkan kepada Mama. Oalaaahh..spongonge bob toh maksudnya.

Sejak mulai sekolah, dirumah dia suka mengulang lagu-lagu yang diajarkan gurunya di sekolahan, walaupun antara suara dan nada lagu tidak pernah harmonis tapi dia tetap dengan rasa percaya diri yang tinggi mengumandangkan lagu-lagu yang telah diajarkan guru-gurunya dengan suara yang membahana dan eksepresi muka yang serius, kadang geli sendiri melihatnya, kalau lagu dalam bahasa Indonesia sih mendingan masih dimengerti, tapi kalau lagu dalam bahasa Inggris, nah lho tambah puyeng kan, seperti tembang yang satu ini
"wotel melon..wotel melon..papaya..papaya..menggo en glepes..it may peplit pluti..tu mek puk cayad..puk cayad..puk cayad..." ayo tebak lagu apakah ini ?
"Watermelon..watermelon..papaya..papaya..manggo and grapes..it's my favorite fruity..to make fruit salad..fruit salad..fruit salad..."
Kadang ada kalimat dia yang sampai sekarang tidak kami pahami, jadi one day dia bernyanyi seperti ini
"titak..titak..didinding..diam-diam meyayap..datang ceekol nyamuk..hap..lalu ditangkap umek-umeknya..." nyanyinya riang
Walhasil kami pada heran dunk dengan penambahan kalimat umek-umek diakhir lagu, jadi semua pada tanya
"Umek-umek tu apa dek Athar..." tanya Mamangnya, adik laki-laki saya,
"Umek-umek aja nggak tau..." katanya meremehkan si Mamang,
"Emang apa artinya ?.." tanya omanya lagi penasaran,
"Umek-umek adalah cebuah antata..." jawabnya cepat,
"Haaaaa..." semua jadi pada tambah bingung dan kemudian berusaha menebak-nebak, tapi dia hanya menggelengkan kepala sambil tertawa jahil. Sampai sekarang nobody know apa maksud umek-umek itu, Mamangnya nebak
"Mungkin komet ya maksud Adek, kan sebuah angkasa yaaa.." tanya adik laki-lakiku penasaran.
"Butaaann..potokna..umek-umek itu adayah tebuah atata.." jawabnya sambil ketawa girang karena berhasil bikin puyeng orang-orang serumah. Yang jelas sampai dengan tulisan ini saya upload, kami masih belum berhasil menemukan makna dari kata "umek-umek" tadi, jadi kalau teman-teman ada yang mengerti tolong beritahukan saya ya pliiiiiiiiiisss...

Masih mengenai lagu, seperti pernah saya beritahukan, Athar berani dan PD bila berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya, disekolah dan ditempat-tempat lainnya bila ditanya "siapa yang mau nyanyi ?" maka dengan semangat menggebu-gebu ia akan mengacungkan tangannya sambil teriak "SAYA..!!!". Suatu hari salah seorang temannya merayakan acara ulang tahun disebuah restoran cepat saji, ketika mulai masuk ke acara pokok pembawa acara menanyakan
"Siapa yang mau nyanyi ?.."
"SAYA..!!!.." Jerit Athar sambil langsung lari kedepan, padahal belum dipanggil
Karena Athar sudah sampai kedepan Om pembawa acara tadi pun menyodorkan mike sambil bertanya
"Mau nyanyi apa ?.."
"Pita tuti.." Jawab Athar PD
"Haaa...apa ?.." tanya Om mc kebingungan
"Adek mau nyanyi lagu Piiitaaa Tuuutii.." kata Athar mencoba menjelaskan
"Pita suci ya ? lagu apa itu..Ok deh kalau gitu silahkan nyanyi.." Kata Oom sambil masih kebingungan
Lalu Athar mengambil mike menatap kearah teman-temannya, mulai pasang aksi dan berkumandanglah sebuah lagu dari mulutnya
"Piiitaaa tutiii dilangit yang biyu..
Amat banyak menghias atata..." Oalaaahh lagu bintang kecil toh maksudnya, Om mc tertawa geli melihat aksinya menyanyikan lagu Pita Tuti tadi.

Tapi dari segi kemandirian Athar sepertinya jauh lebih mandiri dari Agung, lebih berani dan lebih percaya diri. Kalau Agung sebagai pengamat, Athar pembicara, Agung pemikir, Athar pelaksana, jadi bila ada kekacauan yang mereka berdua timbulkan maka bisa dipastikan aktor intelektualnya Agung sedangkan eksekutornya adalah Athar. Kalau Agung paling dekat dengan Papanya Athar malah lebih dekat dengan saya, kalau ditanya Athar anak siapa, pasti jawabnya "ANAK MAMA !!!" walaupun si Papa suka promo kalau anak Papa bakalan dibawa jalan-jalan, tapi dia tetap pada prinsipnya kalau Athar anak Mama, good boy, sampai pada suatu hari Papanya pulang dengan coklat ditangan, begitu disamperin ama anak-anak suami saya langsung bilang
"Cuma anak Papa yang dapat coklat dari Papa.." goda suami saya sambil melirik Athar
"Dek Athar anak siapa ?..." tanya suami saya
"ANAK MAMA !!!.." teriaknya yakin
"Kalau gitu dek Athar nggak dapat coklat ya, kan dek Athar anak Mama..." goda suami saya lagi
"Jadi dek Athar anak siapa ?..." tanya suami saya lagi sambil mengacung-acungkan coklat di depan Athar
"ANAK MAMA !!!!!..." jawabnya lagi dengan mantap
"Ya uda deh coklatnya untuk Papa aja ya...hmmmm...enaaaak..." kata suami saya sambil berpura-pura makan coklat
"Mama ada topat..." tanya Athar kepada saya
"Nggak sayang...coklatnya sama Papa semua..." jawab saya sambil menahan geli melihat ekspresi mukanya yang sangat memelas
"Tuuuh..kaan..kalau anak Mama nggak bisa makan coklat..jadi Adek anak siapa ?..." goda suami saya lagi
"Anak Papa..." jawabnya lemah sambil melirik saya
"Horeee...Adek anak Papa...karena Adek anak Papa ini coklatnya untuk Adek..." kata suami saya
Begitu coklat sudah ditangannya, Athar langsung teriak
"ADEK ANAK MAMA !!!!!..." teriaknya sambil buru-buru kabur menyelamatkan diri.
Bhuaaahahahahaha...pintar juga tuh anak pikir saya, tinggal Papa yang manyun karena rayuan coklatnya nggak mempan. Tapi kalau sekarang dia sudah jauh lebih bijaksana, kalau ditanya "Adek anak siapa..." Maka jawabnya "Adek anak Mama...anak Papa juga.." jadinya sekarang si Papa uda bisa sedikit membusungkan dada hehehe.

Beda dengan Agung yang picky eater, sebagaimana saya yang gak nolak bila ditawari makanan dan minuman halal demikian pula Athar, dari bayi dia sudah menunjukkan sifat doyan makan seperti saya, gak peduli makanan itu rasanya pedas, Athar gak pernah menolak bila diberikan makan, dia mau mencoba semua jenis makanan yang disajikan, dia berani mencoba rasa-rasa extreme untuk lidahnya, tumis bunga pepaya dan pare yang pahit pun pernah dicicipinya, dan yang paling saya suka dari prinsip hidupnya adalah pantang membuang makanan yang sudah masuk ke mulutnya walaupun itu tidak enak, saya banget kan hehehe.

Belakangan in Athar gemar sekali menirukan perbuatan dan perkataan Abangnya, apa saja yang Abangnya lakkukan pasti ditirunya. Kalau si Abang bertanya maka ia juga akan menanyakan hal yang sama seperti yang ditanyakan Abangnya, bila Abangnya bicara menceritakan atau menjelaskan sesuatu maka ia pun akan mengulang cerita atau penjelasan Abangnya tadi, kadang jadi sebal dibuatnya. Yang lucunya bila waktu makan tiba maka Agung akan berteriak "TIDAK MAU.." sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dan Athar akan meniru "TIDAK MAU.." sambil membuka mulutnya minta disuap Hahahaha.

Beda anak beda sifat, tapi perbedaan indah itulah yang membuat Kami selalu bersyukur karena telah dikaruniai harta yang tak ternilai harganya. Walaupun mereka berbeda, dimata Kami mereka adalah anak-anak Kami yang paling ganteng, paling pintar, dan pastinya paling Kami cintai. Dalam setiap langkah mereka selalu terselip doa Kami agar Tuhan selalu melindungi mereka dan dalam setiap nafas mereka selalu ada harapan Kami agar mereka selalu berjalan dijalan yang lurus dan benar, kelak menjadi anak-anak yang berguna bagi agama dan bangsanya serta berbakti pada kedua orang tuanya, Amin Ya Rabb.


Rabu, 01 Juni 2011

Lost Sensitivity

Benar kalau banyak yang bilang jaman ini jaman yang edan, dimana manusia-manusianya sudah pada "sakit jiwa", sudah pada apatis dengan sekelilingnya. Nggak salah juga kalau banyak yang bilang dunia ini mau kiamat karena banyak ciri-ciri penghuni neraka mulai unjuk gigi dikehidupan yang semakin semrawut ini. 

Huuuufffff....sedih, gundah, kesal dan kecewa, ini adalah perasaan yang mengawali celotehan saya kali ini. Pengen nangis, pengen marah, pengen teriak rasanya tapi tidak mungkin saya lakukan, yang dapat saya lakukan hanyalah tarik napas yang panjang, mengelus dada, dzikir dalam hati, dan setelah colling down, berceloteh.

Pernahkah anda membaca novelnya Stephenie Morgan Meyer yang berjudul "The Host" ? kalau nggak salah sekitar Juli 2009 diterbitkan, bila belum, segera kunjungi toko-toko buku terdekat. Celotehan saya kali ini sama sekali tidak ingin membahas tentang Stephenie Meyer, sama sekali tidak akan membahas tentang buku tersebut, dan sama sekali tidak hendak bercerita tentang penjualan buku tersebut. Saya hanya berniat membahas tentang kepekaan yang hilang.

Pernahkah anda memperhatikan sekeliling anda, perhatikan makhluk-makhluk yang mengaku manusia dalam bertingkahlaku yang menurutnya manusiawi, perhatikan bagaimana cara mereka menghadapi hidup dan menghargai kehidupan, dan perhatikan bagaimana cara mereka bertingkahlaku dengan makhluk-makhluk hidup dalam kehidupannya. Setelah anda mengamati silahkan kilas balik, bandingkan dengan kehidupan pada masa-masa sebelumnya, perhatikan prilaku sosiologi masyarakat pada era Albert Einstein masih hidup, atau jaman-jaman ketika kakek-nenek kita masih pakai celana pendek, bukan berarti pada jaman-jaman itu tidak ada kejahatan dan minus manusia berhati busuk, pasti ada, bukankah selama turunannya Adam & Hawa masih berkeliaran dimuka bumi ini tentunya akan tetap ada pergulatan-pergulatan manusia melawan hawa nafsunya, dan ketika ia kalah dalam peperangan melawan hawa nafsu maka pastinya kebejatan moral akan muncul dalam kehidupan sosial masyarakat. Tapi bila dicermati lebih lanjut mau tak mau harus diakui bahwa prilaku manusia-manusia jamannya kakek nenek saya kecil masih jauh lebih sopan dibandingkan saat ini.

Silahkan cermati prilaku sosial manusia saat ini, bukankah apatis dan tidak peka merupakan prilaku unggul yang selalu ditunjukkan saat ini ? Bukankah trend yang berkembang saat ini adalah "cuek lambang pergaulan, sebodo amat motto hidup saya", Hhhuuuuuuffffffffff.....sesak dada ini rasanya melihat tingkah laku manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri & sangat menyakitkan berada pada posisi seseorang yang kepentingannya selalu terabaikan.

Contoh paling mudah untuk dilihat, silahkan amati lalu lintas, betapa sepertinya semua kendaraan bermotor sekarang ini tidak lagi memiliki pedal rem, seakan-akan rem diciptakan hanya untuk digunakan dalam keadaan terdesak si pengemudinya saja, sebodo amat dengan keadaan terdesak orang lain, hasilnya, lampu merah diterobos, hak pengguna jalan dilanggar, bahkan kesempatan pengguna jalan untuk menyeberang jalanpun enggan diberikan, seakan-akan punya saham atas kepemilikan jalan raya, tancap gas dan pencet klakson seenak udelnya adalah hak veto yang ia miliki tanpa mau peduli dengan hak orang lain.

Hari ini saya mangkel, jengkel, kesel dengan keadaan, sebel karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk hal yang sebenarnya salah tapi sudah lama dianggap sebagai kebiasaan yang benar. Kalaulah boleh dan sopan untuk saya menunjuk-nunjuk dan mencaci-maki pasti akan saya lakukan, tapi seperti biasa kata-kata suami yang selalu menyejukkan membuat saya untuk berpikir bahwa Alhamdulillah Allah memberikan kematangan otak yang sempurna kepada saya untuk menyaring apa yang benar dan salah yang selanjutnya akan diekspresikan tubuh saya bagi orang lain sehingga saya tidak perlu terjerumus menjadi orang-orang tolol yang hidup dalam kekufuran.

Apapun gejala-gejala dini orang yang akan dihinggapi stroke menurut ilmu kedokteran, tapi bagi saya bila kepekaan seseorang terhadap makhluk lainnya sudah hilang, beware, tidak lama lagi pasti stroke akan menyapa anda. Saya yakin kita semua sepakat bila manusia tidak bisa hidup tanpa manusia yang lainnya, dan saya yakin semua orang tidak ada yang ingin hidup sendiri didunia ini. Tapi mengapa ego selalu dikedepankan demi kepentingan diri sendiri, mengapa tega menindas orang lain hanya agar kepuasan dirinya terpenuhi tanpa menghargai perasaan orang lain. Kita hidup untuk bermasyarakat, tentunya agar dapat menjalin hubungan kemasyarakatan yang baik kita harus dapat sedikit *gak minta banyak, hanya sedikit* menekan ego kita.

Saya maklum bila kehidupan manusia itu tidak terlepas dari nafsu, tapi saya akan sangat menghargai bila ada orang yang mampu menahan hawa nafsunya demi kebahagian orang lain, demi berjalannya mata rantai kehidupan. Hidup tanpa nafsu jelas bukan hidup namanya, tapi hidup hanya demi memuaskan nafsu sudah pasti hanya akan membawa kita pada masalah, apalagi dengan mengorbankan orang lain demi memuaskan hawa nafsu.

Saya rindu dengan suasana ketika masih kecil dulu, dimana manusia masih ada harganya di mata manusia yang lainnya, dimana kepedulian antar sesama masih mewarnai kehidupan bermasyarakat. Tidak dipungkiri sejak Adam dan Hawa turun ke Bumi pergulatan antara manusia dan nafsunya selalu mewarnai kehidupan, tapi harus diakui semakin modern manusianya maka akan semakin terpuruk ia dalam kekufuran bila ia tidak dapat mengendalikan nafsunya.

Balik lagi ke novelnya Stephenie Morgan Meyer yang berjudul "The Host" saya tidak akan menyalahkan  gerombolan alien yang ingin merubah bumi, mungkin bila kelak mereka datang saya adalah orang yang berdiri dibarisan paling depan dengan spanduk yang bertuliskan "welcome in our hell, save the world please" tapi saya juga akan request agar orang-orang yang telah benar jalan hidupnya tidak diparistisme lagi, cukup mereka-mereka yang berakhlak bobrok dan bermoral lumpur saja.

Saya kangen dengan suasana seperti dalam gambar-gambar buku Pendidikan Moral Pancasila ketika saya SD dulu, saya rindu dengan kehadiran keluarga Budi, Ima & dan Iwan dalam pelajaran Bahasa Indonesia.  Kangen dan rindu saya tidak semata pada visualisasi dari kedua buku pelajaran ketika saya SD tersebut, melainkan suasana yang melatar belakangi kehidupan saya dikala itu. Saat itu adalah saat-saat dimana maling masuk rumah pada malam hari dan menghilang sebelum yang punya rumah bangun, tidak seperti maling saat ini yang sengaja bangunin pemilik rumah untuk minta ditunjukkan dimana sang pemilik rumah menyimpan barang-barang berharganya dan setelah niatnya tercapai maka si maling yang tidak sopan tadi tidak akan segan membunuh pemilik rumah untuk menghilangkan jejak, agar tidak ada saksi yang dapat menguatkan pembuktian atas perbuatannya dimuka hukum, E D A N.

Apakah *maaf cakap* kebiadaban moral ini akan terus berlanjut ? Akankah masa-masa sopan seperti dulu akan kembali lagi ? Entahlah, tapi yang pasti *menurut saya* bila kita tidak nyaman dengan keadaan saat ini, *pastinya* kita tidak akan bisa mengubah keadaan bila kita tidak memulainya dari diri kita sendiri. Konyol rasanya bila kita ingin dihargai tapi kita sendiri tidak dapat menghargai atau bahkan menunjukkan sikap yang tidak patut untuk dihargai, maka bila saya ingin kehidupan sosial saya berjalan dengan baik maka saya akan berupaya untuk membenahi dulu kepribadian saya, banyak- banyak bercermin agar saya dapat melihat semua cacat tubuh yang saya miliki, berupaya mengenal dan membina hubungan yang baik dengan kepribadian saya agar saya dapat membina hubungan baik dengan orang lain, dan pastinya belajar mendengar dan memahami diri saya agar kelak saya dapat memahami  keinginan orang lain.



Selasa, 19 April 2011

Pintarnya Anak-anak Ku

Rasanya baru kemarin dokter mengucapkan selamat atas kelahiran Agung anak pertama kami, tak terasa moment bahagia itu sudah berlalu selama hampir 6 tahun. Mengenang saat-saat merawat, mendidik dan membesarkan anak-anak tentunya merupakan masa-masa terindah dalam hidup, yang pastinya penuh dengan suka dan duka. Saya sangat menikmati sekali karir saya sebagai seorang Ibu dengan gaji setiap harinya berupa ciuman dan pelukan dari anak-anak.  Menjadi seorang Ibu, Alhamdulillah, lebih banyak sukanya dibandingkan duka, karena banyak hal-hal lucu yang mengiringi tugas-tugas saya sebagai seorang Ibu, melihat tingkah laku mereka yang polos, celotehan mereka yang lucu dan senyum manis mereka yang menggemaskan membuat saya merasa menjadi orang yang paling beruntung di muka bumi ini. Duka yang dirasakan hanyalah ketika mereka sakit, kalau boleh memohon, saya ingin agar Tuhan memindahkan saja penyakit anak-anak saya kepada saya, tidak tega rasanya melihat mereka merintih kesakitan.

Melihat anak-anak tumbuh dan berkembang rasanya seperti menyaksikan pertunjukan sirkus, penuh dengan rasa tanda tanya akan jadi seperti apakah anak saya kelak,  kagum dengan pertumbuhannya yang pesat, deg-degan bila melihat atraksi mereka yang mendebarkan, dan juga geli karena  melihat dan mendengar aksi mereka yang lucu.

Saat ini Agung sedang masuk dalam proses mengkaji segala sesuatu yang ia lihat dan rasakan dengan nalarnya, banyak pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan, yang kadang, saya sendiri kesulitan untuk menjawabnya, semua hal yang tidak sesuai dengan pola pikirnya selalu ia tanyakan kepada saya dan suami tentang apa dan mengapanya, semua hal ingin diketahuinya dan kewajiban kami sebagai orang tua dengan sabar menjawab semua pertanyaan kritisnya, seperti pernah pada suatu hari ia bertanya seperti ini :

"Mama adiknya Papa ya?..." tanyanya tiba-tiba,
"Bukan..." jawab saya sambil coba menebak-nebak ke arah mana pertanyaannya,
"Jadi Mama siapanya Papa?..." tanyanya lagi,
"Istrinya Papa..." jawab saya sambil harap-harap cemas semoga ia tidak tanya yang aneh-aneh,
"Jadi..kalau Mama istrinya Papa..Koq Papa panggil Mama Adik bukan Istri?..." tambahnya lagi.


Pertanyaan-pertanyaan seperti ini lah yang bikin saya dan suami kadang geli sendiri mendengarnya, kadang dengan sok taunya ia menganalisa segala sesuatu berdasarkan pola pikirnya yang sudah pasti naif, tapi dibalik itu semua saya kagum karena berarti ia pintar, bukankah ciri-ciri anak cerdas adalah rajin bertanya *teorinya ibu-ibu narsis*


Lain Agung lain pula tabiat Athar, putra kedua kami ini memang belum se-kritis abangnya dalam bertanya, tapi ia, yang sepertinya sangat mengidolakan sekali abangnya, selalu ikut-ikutan sok tau & sok nanya persis seperti gaya abangnya *gak mau kalah* yang sangat menggemaskan adalah mendengar gaya bicaranya yang masih cadel, kadang kami kewalahan juga mengartikan perkataannya, seperti pernah pada suatu hari sehabis nonton sebuah film di salah satu chanel tv anak-anak, Athar berkata seperti ini,
"Mah..talo uta becal adek mau jd penebang.." katanya meyakinkan,
"Alhamdulillah..nanti kl mama naik pesawat gratis donk.." jawab saya dengan bangganya,
"Nanti Adek pinjam picau mamah ya.." katanya lagi,
"Untuk apa nak?.." tanya saya,
"Tan adek mau tebang po'on2.." jawabnya lugu
Saya lirik tv eaaalaaaah.....rupanya dia sedang nonton film Hans si Penebang Kayu, hahahahaa adaaaa ajaaa...
Tapi kalau keduanya sudah mulai  berkolaborasi maka yang terjadi adalaaah...teriakan heboh saya, padahal Papanya selalu mengingatkan, "biarkan anak-anak beraktifitas, jangan dilarang, jangan takut barang-barang rusak, jangan takut anak-anak jadi kotor, karena dengan itu semua mereka belajar..." tapi ya dasarnya emak-emak mana ada yang rela kalau rumahnya jadi kotor dan berantakan, seperti pernah ketika saya baru saja selesai merapikan lemari pakaian, anak-anak main sembunyi-sembunyian didalam lemari pakaian, maka bergemalah suara saya yang bisa membangunkan orang-orang sekomplek,  "MAMA BARU AJA BERESIN LEMARI KENAPA KALIAN MAIN SEMBUNYI-SEMBUNYIAN DALAM LEMARI...??!!!" teriak saya jengkel, tapi dengarlah apa jawaban polos Agung "Kalau dalam kulkas dingin Ma...." jawab Agung dengan wajah tanpa dosa, tampang saya yang tadinya sudah seperti tampang nenek sihir sakit pengen nelan orang langsung berubah jadi tampang nenek sihir lagi sakit perut, karena nahan tawa.

Saya kadang tergagap-gagap juga kalau menjawab pertanyaan Agung, apalagi kalau pertanyaan-pertanyaan yang saru, tapi, sambil mencoba mengingat semua buku-buku panduan menghadapi pertanyaan kritis anak, saya mencoba menjawab dengan bahasa yang mudah ia cerna, tapi kadang kalau sudah mentok nggak tau ngomong apa lagi paling saya tinggal bilang "tanya Papa aja gih.." *sangat tidak patut dicontoh*
Harus diacungi jempol terhadap kesabaran dan kelihaian suami saya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari anak-anak, mungkin karena sesama cowok *mulai cari-cari alasan pembenar* jadi lebih enak ngobrolnya, yang pasti kalau Papanya sudah jawab biasanya dia cukup puas, tapi kalau belum puas maka ia tidak akan berhenti bertanya.

Sejak dini anak-anak mulai kami kenalkan sopan santun dalam bertingkah dan berprilaku, kami juga mendidiknya akan arti perbedaan antara laki-laki dan perempuan, hal-hal yang tabu untuk diperlihatkan dimuka umum dan sebagainya, saya selalu mengajarkan agar tidak mempertontonkan aurat dimuka umum, oleh karenanya apabila saya berpakaian Agung tidak boleh berada diruangan yang sama dengan saya, tadinya ini belum terpikirkan oleh dia apa dan mengapanya, hingga suatu hari ketika saya sedang ganti pakaian Agung menggedor-gedor pintu kamar kami,
"Mama lagi ngapain ? Koq pintunya dikunci ?..." jeritnya dari luar
"Mama sedang ganti baju, Agung tunggu diluar dulu ya..." kata Papanya
"Kenapa ?..." tanyanya lagi,
"Kan Agung cowok, jadi nggak sopan kalau Agung ada di dalam waktu Mama lagi pakaian..." kata saya mencoba menerangkan
"Papa kan juga cowok..koq Papa boleh di dalam..." tanyanya lagi dengan ngotot
"Papa kan suami Mama..." jawab saya menahan geli mendengar pertanyaan kritisnya
"Kalau gitu besok Agung mau jadi suami Mama aja ah..." katanya lagi nggak mau kalah
"Uda sana jelasin dulu sama anaknya..." kata saya kepada suami sambil menghalaunya keluar dari ruangan.

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini lah yang membuat kami panas dingin untuk menjawabnya, dalam hati kadang terbersit juga pikiran, lha ini baru seumuran gini nanyanya uda bikin Papa Mamanya panas dingin, gimana pertanyaan ditahun-tahun berikutnya ya...but any way, apapun bentuk pertanyaannya sebagai orang tua pastinya kami harus siap menjawab, mencontohkan dan mengajarkan dengan benar, tidak boleh hanya sekedar asbun, asal bunyi, asal anak diam, karena itu akan mematikan kreatifitas anak, sebagai orang tua walaupun tak ada gading yang tak retak tapi kami mencoba dan akan terus berusaha menjadi orang tua yang terbaik untuk anak-anak kami.