Mahatma Gandhi

"You may never know what results come of your action, but if you do nothing there will be no result"    

Senin, 14 Februari 2011

Valentine's Day

Seumur-umur saya nggak pernah tuh merayakan hari valentine, menurut saya norak banget kemana-mana pake pink (bukan warna favorit saya), dengan membawa kado-kado yang juga, wajib, dibungkus dengan kertas berwarna pink, makan coklat (yang tidak begitu saya gemari), dan berusaha meromantis-romantiskan diri, Jiaaaah...ampuuun DJ !!!...DJijay baDJai deh...!!!!! Selayaknya hari ulang tahun, saya juga sering lupa kalau tanggal 14 Februari adalah hari valentine yang, kata orang-orang sih, merupakan moment yang tepat untuk mengungkapkan kasih sayang, nggak melulu kepada kekasih hati tapi bermakna luas kepada siapa saja yang patut untuk dikasihi.

Sebenarnya valentine itu apaan sih, apa iya ungkapan kasih sayang bisa diwujudkan dalam warna pink, kado-kado lucu dan coklat serta puisi-puisi maupun lagu-lagu romantis ? 

Apapun definisi dan versi tentang perayaan valentine itu I don't care, menurut saya kasih sayang diungkapkan tidak hanya dalam 1 hari saja dan juga tidak diwujudkan dalam bentuk warna pink, kado-kado lucu, coklat, puisi, dan lagu romantis. Bagi saya bila memang benar ingin mengasihi dan menyayangi ya seharusnya setiap hari tidak hanya 1 hari saja. Aneh banget rasanya bila setiap tanggal 14 Februari kita say I Love You namun besoknya sampai satu tahun kedepan kita kembali jadi pemain voly yang lihai melakukan serve, smash dan pukulan-pukulan mantap lainnya kepada pasangan, wiiih...amit-amit punya pasangan hobi KDRT kaya gini.

Klise rasanya bila sekali lagi saya mengingatkan kalau kasih dan sayang seharusnya ditunjukkan setiap hari dengan sikap, bukan kata-kata, dalam bentuk respect kepada orang yang kita kasihi dan sayangi, nggak perlu gombal-gombalan, romantis-romantisan dan kado-kadoan tapi bila kita menghargai orang yang kita kasihi dan sayangi, menurut  saya, itu lebih berharga dari ribuan kado valentine yang dibungkus kertas kado berwarna pink. Bukan berarti saya nggak setuju bila anda ingin merayakan valentine setiap tanggal 14 Februari, saya juga tidak melarang bila anda ingin memberikan saya kado pink di hari valentine, silahkan, (sapa juga yang mau kasih kado, GR),  itu hak anda yang penting sesudah tanggal 14 cinta, kasih dan sayang itu harus tetap ditunjukkan dalam bentuk perbuatan, More than words is all you have to do to make it real, kalau boleh pinjam liriknya Extreme.

Walaupun saya tidak pernah tertarik untuk merayakan valentine, tapi saya punya satu kenangan indah tentang valentine waktu saya SMP, my funny valentine with one of my best friends, Almh. Maya Handayani. Sama seperti saya Maya juga nggak suka segala hal yang terlalu dibesar-besarkan, pink ? terlalu girly katanya. One day setelah melakukan pembahasan hal-hal yang menurut kami sangat lebay dalam ritual 14 Februari, kami memutuskan sebagai berikut :
  1. Kasih sayang nggak perlu ditunjukkan ditanggal 14 Februari saja ;
  2. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan sudah pasti kita wajib menyayangi makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya ; 
  3. Sebelum menyayangi makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya alangkah baiknya bila kita belajar mencintai, menyayangi dan memahami diri kita sendiri dulu. 

Nah...untuk mewujudkan point ketiga ini, otak kiri dan kanan kami mulai bekerja, bagaimana caranya ? Maya bilang, "gampang, tanggal 14 Februari ini kita harus memanjakan diri kita dengan cara yang paling kita sukai tanpa harus peduli dan memikirkan pendapat orang lain, don't say you love me if you don't love your self, bukankan selama ini kita sudah mengenyampingkan ego kita demi menunjukkan rasa sayang kita kepada orang-orang yang kita sayangi.." Ok kata saya, maka selanjutnya dimulailah persiapan menyambut hari kasih sayang untuk diri sendiri itu. Maka dimulailah rencana-rencana licik sebagai berikut :
  1. Karena saya suka warna hijau, biru dan coklat maka saya bebas untuk memakai ketiga warna itu pada hari itu walaupun nggak nyambung dan sedikit norak, demikian juga Maya yang suka dengan warna hitam dan putih ; 
  2. Karena selama ini Mama-mama kita tidak pernah mengijinkan kita jajan sembarangan apalagi yang dipinggir jalan, maka karena setiap lewat tempat itu kita selalu tergoda tanpa pernah berani mencoba karena tidak ingin membuat sedih orang-orang yang kita sayangi, Mama, maka saat ini kita harus menyayangi diri kita dengan mewujudkan keinginan kita untuk jajan dipinggir jalan ;
  3. Kita bebas melakukan apa saja yang kita suka dalam satu hari itu saja tanpa peduli orang lain suka atau tidak dengan perbuatan kita, satu hari saja. 

Hebat sekali rencana kami untuk merayakan valentine bagi diri kami sendiri itu kan, demi persiapan itu kami bela-belain puasa dua hari dua malam supaya perut bisa banyak memuat jajanan yang selama ini selalu kami idam-idamkan, ingat cuma 1 hari kesempatan yang kami punya. Maka ketika harinya tiba, saya dengan mengenakan celana jeans biru, kaos hijau ngejreng yang menyakitkan mata walaupun dilihat dari jarak 100 Km dan tidak lupa topi kebanggan berwarna coklat mengendarai sepeda (properti yang kami kuasai hak vetonya pada waktu itu) bersama Maya yang memakai baju dan celana serba hitam dengan topi putih jalan-jalan keliling kota, sasaran pertama adalah jajanan pinggir jalan yang menjual bakso dan es campur, yang biasanya sering kami lewati, disana masing-masing dari kita jajan semangkuk bakso dan segelas es campur, setelah itu kami keliling lagi untuk hunting jajanan-jajanan menarik lainnya yang selama ini dilarang, selain itu kami juga pergi mancing diteriknya matahari (pantangan lainnya), bahkan sorenya ketika Mama Maya sedang pergi pengajian, kami main hujan, hujan buatan, alias bermain semprot-semprotan air, yang jelas pulang Mamanya dari pengajian kami diomelin karena telah merusak taman mungilnya saking serunya bermain hujan buatan. Disetiap aktifitas kami tak lupa mengisi perut dengan jajanan-jajanan yang, sekali lagi, dilarang. Saat itu benar-benar hari yang bahagia, kami benar-benar berhasil membahagiakan diri sendiri, Maya...I really miss you so much wherever you are...

Setelah perayaan hari valentine yang membahagiakan untuk diri kami sendiri itu 1 minggu kami tidak sekolah, lha kenapa, apa masih nyambung, tidak, kami sudah berikrar perayaan itu hanya untuk 1 hari dan janji suci itu kami pegang teguh, tapi mengapa bisa sampai molor 1 minggu, karena pada tanggal 14 Februari malam, kami demam dan diare selama 1 minggu, benar-benar sebuah maha ketololan di masa muda yang indah. Setelah itu kami jadi berpikir dan mendiskusikan lagi perbuatan kami, ternyata yang kemarin kami bahagiakan bukanlah diri kami melainkan ego dan nafsu kami, akibatnya diri kami menjadi korban dari nafsu dan ego tadi, jadi kesimpulannya, kami gagal membahagiakan diri kami sendiri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar